JAKARTA, (Panjimas.com) – ‘’Sukriya (terima kasih) Dewan Dakwah,’’ ujar Aimah kepada relawan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Dewan Dakwah usai menerima sekarung sembako di Bangladesh, Jumat (20/10).
Aimah (35) yang berasal dari Desa Gawdu Zara, Arakan (Rakhine State), Myanmar, adalah salah satu dari puluhan ribu pengungsi Rohingya yang mendiami Kamp Balukhali 1, Uchiya Upazila, Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh. Ia tinggal berdesakan dengan tiga anaknya di sebuah gubuk bambu beratap dan berdinding plastik di Kamp Blok B.
Sejak pagi di hari Jumat itu, Aimah turut mengular dalam antrean 500 wakil keluarga pengungsi yang diatur otoritas militer setempat. Para pengungsi ini mendapat bantuan masing-masing sekarung paket sembako dari masyarakat Indonesia melalui Laznas Dewan Dakwah.
‘’Isi paket berupa beras, minyak, bawang, dan lain-lain termasuk kain sarung,’’ ungkap Ustadz Fathur Rohman dari Dewan Dakwah.
Di tengah proses pembagian paket sembako, para relawan Laznas Dewan Dakwah bercengkerama dengan anak-anak pengungsi. Girang betul para bocah itu, tatkala mendapat hadiah balon tiup berlogo Laznas Dewan Dakwah.
Selain mendistribusikan bantuan sembako, Tim Laznas Dewan Dakwah juga menyalurkan bantuan pengadaan sumur pompa tangan (hand pump) di empat titik pengungsian. Salah satunya di Blok H Kamp Balukhali 1, persisnya di area Masjid dan Madrasah Al Furqon yang tengah dalam proses penyelesaian. Kedua bangunan ini merupakan bentuk sumbangan Laznas Dewan Dakwah tahap sebelumnya.
Donasi melalui Laznas Dewan Dakwah juga disalurkan dalam bentuk tunjangan bagi da’i (imam masjid dan guru madrasah) di pengungsian. Jumat itu, sebanyak 12 orang da’i Balukhali menerima bantuan masing-masing 5000 Taka (sekitar Rp 825.000).
Bantuan juga disalurkan kepada pengungsi di Kamp Thangkali (Uchiya Upazila) dan Madrasah Taklimus Sunnah di Ramu Upazila.
Kamp Thangkali di dekat Masjid Al Muhajirin dihuni 75 keluarga pengungsi yang saat itu baru sepekan berdiam di sana. ‘’Ya, belum ada pompa air dan fasilitas mandi yang memadai, kecuali sungai kecil dan sumur air masjid,’’ tutur Asmatullah (19), pengungsi yang cukup lancar berbahasa Inggris.
Di Madrasah Taklimus Sunnah, Ramu Upazila, Cox’s Bazar, yang sangat sederhana terdapat 200-an santri cilik (usia sekolah dasar). Mereka berasal dari keluarga dhuafa sekitar madrasah dan keluarga pengungsi Rohingya.
‘’Para santri dibimbing tujuh guru. Salah seorang guru adalah penghafal Qur’an (Al Hafidz) yang mengampu Program Tahfidzul Qur’an,’’ terang Osman Nizam, pengelola madrasah asal Rohingya.
Ketua Laznas Dewan Dakwah, H Ade Salamun, menjelaskan, pengiriman bantuan ini adalah misi ketiga untuk Muslim Rohingya di Bangladesh. ‘’Sebelumnya, kita sudah dua kali mengirim bantuan sejak Idul Adha. Bantuan berupa pemotongan dan penyaluran sapi qurban, pembangunan masjid dan madrasah, pemberian tunjangan imam masjid dan guru madrasah, serta pengadaan sumur pompa tangan di sepuluh titik,’’ papar Ade. Ia menambahkan, dalam penyaluran bantuan itu, Laznas Dewan Dakwah bekerjasama dengan LSM Malaysia Global Peace Mission dan LSM Bersama Bangladesh (Cooperation for Humaity Activities).
Sebelum itu, bantuan kemanusiaan Dewan Dakwah juga diberikan kepada para pengungsi Rohingya di kamp penampungan di Aceh dan kemudian Medan, Sumatera Utara.
Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah, Ustadz Abdul Wahid Alwy, menyatakan, salah satu fungsi didirikannya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia adalah mewujudkan Solidaritas Dunia Islam.
‘’Maka, persoalan Dunia Islam seperti kezaliman yang dialami Muslim Syam, Palestina, Xinjiang, Pattani, dan lain-lain termasuk Rohingya, juga menjadi urusan kita semua,’’ papar Ustadz Wahid Alwy saat melepas Tim Kemanusiaan Dewan Dakwah untuk Rohingya di Masjid Al Furqon Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Selasa (17/10).
Laznas Dewan Dakwah berterima kasih kepada para donatur untuk Rohingya seperti Forum Jurnalis Muslim (Forjim) dan Radio Dakta dari kalangan pers. Juga dari kalangan korporat, sekolah, majlis taklim, jamaah masjid, ikatan profesional, dan para donatur individu. [RN]