SOLO, (Panjimas.com) – Tokoh Pemerhati Gerakan Islam, Ustadz Abdul Rohim Ba’asyir menilai Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) merupakan elemen umat Islam yang bergerak dengan cara prosedural dan tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku.
Ustadz I’im sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa menjamurnya tempat maksiyat dan penyakit masyarakat di kota Solo sedikit terhambat dengan adanya LUIS. Keresahan masyarakat Solo raya terobati dengan adanya gerakan LUIS yang sering mengungkap tempat mesum berkedok salon, perjudian terselubung dan peredaran miras.
“LUIS ini sebuah persatuan laskar Islam Solo yang memiliki langkah elegan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Mereka tahu bagaimana caranya tidak menyalahi aturan dari pihak manapun. Mayoritas masyarakat Solo raya itu sebenarnya tidak suka dengan tempat-tempat mesum, penjualan miras, dan perjudian,” katanya pada Panjimas di Pondok Ngruki, Grogol, Sukoharjo-Solo, Rabu (21/12).
Tempat kemaksiyatan berkedok kafe, salon, ataupun karaoke, menurutnya menjadi ancaman rusaknya moral bagi anak-anak muda. Sayangnya kata dia, aparat tidak tegas. Hal inilah yang menjadikan LUIS tergerak membantu aparat dalam memerangi kemaksiyatan dan penyakit masyarakat sesuai aturan yang berlaku.
“Kemaksiyatan ini mengancam anak-anak muda, kita lihat aparat sendiri tidak tegas terhadap hal itu. Nah ini ada apa? Apakah aparat itu ada transaksi tertentu atau deal-deal tertentu kita juga tidak tahu” ujarnya.
Ustadz I’im menyayangkan penangkapan tokoh petinggi LUIS terkait tempat hiburan Social Kitchen. Kata dia, jika Soloraya tidak ada LUIS, mereka (tempat maksiyat) akan aman.
“Kalau tempat-tempat seperti ini, kalau tidak ada LUIS, mereka akan aman-aman saja. Dan bisa jadi akan berkembang begitu cepat” imbuhnya. (SS)