TASIKMALAYA, (Panjimas.com) — Menyongsong bangkitnya kejayaan Islam dimana setiap wilayah dipimpin oleh seorang Muslim yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bukanlah suatu hal yang mudah jika tidak menjadikan masjid sebagai pusat kekuatan umat Islam.
Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Ridwan mengatakan, kalau umat Islam ingin menang maka jadikanlah masjid sebagai pusat kegiatan umat.
“Rasulullah tidak pernah bangun istana, bangun kantor. Rasulullah berkantor di masjid, bicara ekonomi di masjid, bicara politik di masjid, menerima tamu yang non muslim pun di masjid,” kata KH. Cholil Ridwan dalam acara Mudzakaroh Seribu Ulama dan Kongres Mujahidin ke-V, di panggung utama Komplek Gedung Aisyah, Tasikmalaya, Ahad (05/08).
Oleh karenanya, penting bagi kaum Muslimin untuk disadarkan bahwasanya masjid adalah pusat peradaban umat.
KH. Cholil kemudian mengutip sebuah ayat dalam al-Quran.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,”. [Q.S. An-Nahl (16): 90]
Menurut KH. Cholil Ridwan ayat tersebut menjelaskan tentang pemimpin negara (daulah) bukan untuk imam sholat atau pemimpin dzikir.
Hayya Alal-Falah
Selain menjelaskan tentang masjid adalah pusat kekuatan umat Islam, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Ridwan juga menguraikan tentang makna Hayya alal-falah.
Menurut KH. Cholil Ridwan, selama ini umat Islam hanya menjawab panggilan adzan Hayya alash-sholah. Tetapi, tidak dengan Hayya alal-falah.
“Kapan umat Islam secara pribadi dan secara berjamaah menjawab panggilan Hayya alal-falah ini?” tegas mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) periode 2005-2010, di panggung utama, Komplek Gedung Aisyah, Tasikmalaya, Ahad (05/08).
Mantan Ketua Umum Badan Kerjasama Pondok Pesantren Seluruh Indonesia (BKsPPI) itu juga menilai panggilan Hayya alash-sholah selama ini sudah didirikan dengan melaksanakan sholat berjamaah di masjid bukan di hotel.
Namun, KH. Cholil Ridwan menegaskan bahwa panggilan Hayya alal-falah bukan di dalam masjid, tetapi adanya di luar. Hayya alal-falah itu harus direbut.
“Rebut! Hayya alal-falah itu ada di desa, kepala desa, kecamatan, kabupaten, walikota, gubernur, provinsi, al falah itu ada di NKRI, di presiden. Ayo! Rebut al falah itu,” tegas KH. Cholil Ridwan.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum Keluarga Besar Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) itu menjelaskan, bahwa Rasulullah ketika mengajak para sahabat untuk berjihad beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan.
“Maka, kemudian para sahabat mempersiapkan perbekalan, baju, kendaraan, dan berkumpul, berbaris, bukan di dalam masjid. Kemudian salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. Kita berjihad kemana ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, ‘ke Khaibar, Yarmuk,'” pungkas KH. Cholil Ridwan. [DP]