Jeddah, Panjimas – Jamaah haji Indonesia akan menempati 70 maktab saat berada di Arafah.
Mereka akan melaksanakan Wukuf yang merupakan puncak ibadah haji.
Wukuf di Arafah merupakan rukun ibadah haji. Wukuf dilakukan mulai tergelincir matahari pada 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah.
Kabid Perlindungan Jamaah (Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid menjelaskan, kedatangan jamaah ke Arafah sesuai jadwal dan rute pergerakan yang telah disusun oleh Satuan Operasi (Satop) Armina atau Masyair yakni, satuan operasional Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
“Jamaah akan bergerak pada 8 Dzulhijjah mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WAS. Itulah waktu bergerak jamaah,” ujarnya, saat meninjau langsung kesiapan tenda di Arafah.
Menurut Harun, pada 9 Dzulhijjah saat itulah pelaksanaan wukuf di Arafah.
Dimulai Shalat Dzuhur berjamaah, kemudian khutbah wukuf, doa dan dzikir.
Setelah itu jamaah dipersilakan untuk melaksanakan ibadah secara pribadi.
Selama di Arafah, jamaah haji sebaiknya berdiam diri di tenda dan memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, zikir dan lainnya. Termasuk memanjatkan doa.
“Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS,” ujarnya.
Dari Muzdalifah jamaah haji kembali bergerak menuju Mina pada malam 10 Dzulhijjah. Sebab pada 10 Dzulhijjah, jamaah harus melaksanakan wajib haji yakni jumratul Aqobah. Setelah itu kembali ke pemondokan atau tenda di Mina.
Selanjutnya, pada 11 Dzulhijjah jemaah haji melaksanakan jumratul Ula, Wustha, Aqobah. Hal yang sama juga dilakukan pada 12 Dzulhijjah