JAKARTA, (Panjimas.com) – PKSMuda Talks serial diskusi akan kembali digelar dengan mengusung tema “Meroketnya Utang Jokowi” pada hari Jumat (09/03/2018) malam, pukul 19.30 di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera.
“PKSMuda Talks merupakan salah satu forum diskusi para kader muda PKS dan anak muda pada umumnya yang memiliki gagasan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah dan lembaga negara lainnya yang kami nilai kurang tepat dan kurang berpihak terhadap masyarakat”, ujar Ahmad Fathul Bari.
Terkait tema PKS Muda Talks Seri ke-8 mengenai utang pemerintah, Jubir PKSMuda Bidang Ekonomi Politik, Muhammad Kholid, memandang bahwa melonjaknya utang negara patut disorot lebih tajam oleh anak-anak muda zaman now, karena isu ini sangat berdampak bagi masa depan mereka. “Isu meroketnya utang negara itu isu anak-anak muda, isu generasi millennials. Kenapa? Ya, karena merekalah yang akan merasakan dampaknya di masa mendatang. Merekalah yang mewarisi dan melanjutkan pembayaran beban utang negara di kemudian hari.” terangnya.
“Hingga akhir tahun 2017, utang negara sudah mencapai Rp3.938,7 triliun atau sekitar 29,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 2018, pemerintah akan mencetak lagi utang baru sekitar Rp400 triliun. Besarnya utang negara yang terus semakin menumpuk ini akan semakin membebani APBN,” tambahnya.
Oleh karena itu, kritik dan warning terhadap kondisi tersebut perlu disampaikan dengan tegas, dan PKSMuda Talks mencoba untuk mengkaji lebih dalam.
Selain Kholid, PKSMuda mengundang dua pengamat ekonomi dan kebijakan publik independen yang akan memperkaya gagasan selama diskusi. Dua tokoh muda yang kritis dan kompeten, yakni Syarif Hidayatullah yang merupakan Ekonom Wiratama Institute, serta M. Tri Andika Kurniawan yang merupakan Direktur Eksekutif Institute for Policy Studies.
“Dengan adanya PKSMuda dan forum PKSMuda Talks, kami sekaligus ingin menegaskan bahwa di era demokrasi yang agak anomali seperti saat ini, ketika keberanian menyampaikan kritik terkesan mulai pudar karena adanya kekhawatiran tentang intimidasi, bullying, bahkan kriminalisasi, maka kami hadir untuk tetap berdiri dan kritis menikmati alam demokrasi, dengan dasar kecintaan terhadap bangsa dan negara, dengan tetap menghormati semua pihak, dan tentunya dengan gagasan yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan”, tegas jubir PKSMuda itu. [DP]