BERLIN, (Panjimas.com) -Hasil penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa Seorang imigran muslimah di Jerman yang memakai jilbab, harus mengirimkan hampir lima kali lebih banyak aplikasi pekerjaan dibandingkan dengan wanita Jerman dengan kualifikasi sama untuk mendapatkan sebuah wawancara kerja, demikian laporan penelitian yang dirilis Selasa (20/09).
Lembaga Penelitian Independen IZA, menerbitkan hasil awal dari studi mereka tentang peluang kerja para imigran perempuan di Jerman, dan hasil tersebut telah mengungkapkan bias yang signifikan terhadap imigran dan wanita dengan jilbab.
Para ahli telah mengirimkan resume palsu dan mengirimkan itu ke hampir 1.500 perusahaan di seluruh Jerman yang sedang mencari pegawai baru.
Resume palsu itu didasarkan pada tiga profil yang berbeda, akan tetapi memiliki hampir kualifikasi yang sama. Para ahli melekatkan foto ke resume itu, yang merupakan praktek umum di Jerman.
Profil pertama memiliki nama khas Jerman, Sandra Bauer.
Profil kedua menggunakan nama Turki, Meryem Ozturk, dengan foto tanpa jilbab.
Sementara, profil ketiga memiliki nama Turki yang sama, “Meryem Ozturk”, termasuk gambar wanita yang sama namun mengenakan jilbab.
Angka panggilan balik atas aplikasi pekerjaan itu mengungkapkan tingkat tinggi diskriminasi terhadap para imigran perempuan yang mengenakan jilbab.
Pemohon dengan nama Jerman menerima balasan positif dari 18,8 persen dari perusahaan yang dia menghubungi.
Meskipun memiliki hampir kualifikasi yang sama, pemohon dengan nama Turki menerima umpan balik positif dari 13,5 persen dari perusahaan.
Sementara itu, Wanita dengan nama Turki yang mengenakan jilbab dihubungi oleh hanya 4,2 persen dari perusahaan.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa imigran Turki (ditandai dengan nama Turki) didiskriminasikan pada tingkat yang signifikan, khususnya ketika foto mereka menunjukkan dirinya mengenakan jilbab,” demikian menurut laporan penelitian IZA dengan tebal 27 halaman yang ditulis oleh Prof. Doris Weichselbaumer dalam ringkasan dari makalah penelitiannya.
“Segala sesuatu yang lainnya sama, seorang wanita dengan nama Turki yang mengenakan jilbab harus mengirimkan 4,5 kali lebih banyak aplikasi pekerjaan sebagai pemohon, dibanding dengan wanita yang menggunakan nama Jerman dan tidak mengenakan jilbab untuk menerima jumlah yang panggilan untuk wawancara kerja yang sama,” simpul Prof. Weichselbaumer.[IZ]