MONROVIA (Panjimas.com) – Kerusuhan dilaporkan meletus di zona karantina (wabah) Ebola di ibukota Liberia saat tentara mulai menembaki dan melepaskan gas air mata pada kerumunan warga yang ingin mengevakuasi sanak keluarganya.
Seperti diberitakan News.com.au, empat warga terluka pada hari Rabu 20 Agustus 2014 dalam bentrokan di kota Monrovia West Poin yang kumuh. Daerah ini dinyatakan sebagai area yang mengandung virus mematikan (Ebola).
Sejauh ini virus Ebola dilaporkan telah mengakibatkan lebih dari 1.200 orang tewas di seluruh Afrika Barat tahun ini.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengkaratina area West Point dan Dolo Town di sebelah timur ibukota, dan memberlakukan jam malam sebagai langkah untuk mencegah penyebaran penyakit itu.
Warga di West Point, dimana pemerintah banyak mengkarantina warganya, menyerbu sebuah fasilitas medis Ebola. Mereka melempari fasilitas itu dengan batu, karena keluarga mereka di karantina.
“Ini tidak manusiawi,” kata warga Patrick Wesseh seperti dikutip AFP.
“Mereka tidak bisa mengurung kami tanpa peringatan, lalu bagaimana anak-anak kami akan makan?”
Di Liberia saja, sudah terdapat 466 orang yang meninggal dari 834 kasus yang didiagnosis. Liberia menjadi negara terbesar dengan korban Ebola di antara empat negara di Afrika Barat yang sedang dilanda wabah ini.
Wabah Ebola yang melanda Afrika Barat dimulai pada bulan Maret dan hingga kini sudah 1229 orang meninggal dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Virus Menyebar
Kekhawatiran virus ini menyebar ke penjuru dunia mengakibatkan sejumlah penerbangan internasional dibatalkan. Pihak berwenang di sejumlah negara juga telah melakukan langkah-langkah untuk mengawasi wisatawan yang datang dari negara-negara yang terkena dampak Ebola tersebut.
Wabah ini dimulai di Guinea, dimana 394 warganya tewas. Virus ini kemudian menyebar ke Liberia, Sierra Leone dan Nigeria. Bahkan pusat pelayanan kesehatan masyarakat di negara itu tidak memadai untuk menampung pasien yang mematikan seperti malaria ini.
Dokter Tewas
Seorang dokter yang merawat pasien Ebola di Nigeria dilaporkan juga meninggal dunia pada hari Selasa. Ia menjadi dokter pertama yang meninggal dunia akibat wabah ini.
Di Sierra Leone, ada 365 warganya meninggal akibat virus ini. Setelah ditelusuri, ternyata virus ini bermula dari seorang dukun yang tinggal di perbatasan timur terpencil desa Sokoma.
Hingga kini belum ada obat atau vaksin yang tersedia untuk Ebola. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat tubuh atau dengan kontan cairan tubuh. Artinya pasien yang menderita penyakit ini harus diisolasi.
Penyakit ini merupakan demam beserta pendarahan yang disebabkan oleh gagal ginjal dan hati dengan tingkat kematian hingga 90%. Gejala penyakit ini menyerupai flu dengan rasa sakit baik dari dalam dan luar organ tubuh.
Virus Ebola ini dicurigai berasal dari kelelawar hutan dan bisa ditularkan ke manusia dengan menyentuh korban atau melalui cairan dalam tubuh, seperti air liur dan darah. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di daerah yang saat ini kita kenal dengan nama Republik Demokratis Kongo.