Sumatera Barat, Panjimas – Mengawali Tausiyah Musyawarah Daerah Muhammadiyah Lubuk Basung (25/2/23) di Pendopo Bupati Lubuk Basung, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan menyampaikan Visi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yakni : Terciptanya kondisi kehidupan yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik, yang memperoleh ridha dan ampunan Allah SWT (baldatun thayibatun wa rabbun ghafur) menuju masyarakat berkualitas (khaira ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum muslimin (izzul Islam wal muslimin) dalam wadah NKRI.
Lebih lanjut Buya Amirsyah menyampaikan bawa MUI tidak bisa sendiri melaksanakan visi tersebut , harus dengan Ormas lainnya seperti pendiri MUI antara lain Muhammadiyah, NU. Untuk itu Buya Amirsyah menekankan dalam Tausiyah terdapat lima hal yang membuat dunia dalam keadaan damai; pertama, sikap sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan sebagaimana perintah Allah dalam Qura’an surah Al A’raf 126 : رَبَّنَاۤ اَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرًا وَّتَوَفَّنَا مُسۡلِمِيۡنَ
Artinya : (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”
Kedua, keikhlasan membawa ketenangan dengan kekuatan iman kepada Allah. Bagi Warga Muhammadiyah sudah terbiasa berbuat ikhlas sehingga menjadi benteng dalam mengawal misi Muhammadiyah. Ketiga, rasa optimisme menghadapi tantangan persyarikatan Muhammadiyah dalam melaksanakan misi yang sejalan dengan misi MUI yakni amar makruf nahi munkar dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Keempat, ridha yakni ditafsirkan sebagai kerelaan atau kepuasan yang sempurna dengan pemberian kehendak atau ketetapan Allah. Kelima, kewajiban bermasyarakat sebagaimana yang tertera dalam mukadimah AD Muhammadiyah.
Bagi warga Muhammadiyah bermasyarakat selain kewajiban juga kebutuhan untuk aktualisasi diri dalam beramal soleh. Atas dasar itu Buya Amirsyah menekankan untuk mewujudkan hal tersebut diatas pentingnya lima kecerdasan; pertama, kecerdasan intelektual artinya kecerdasan yang mampu memahami dan menyelesaikan masalah, meminjam moto pegadaian “menyelesaikan masalah tanpa masalah”;
kedua, kecerdasan spritual yakni kekutan spirit untuk meneguhkan iman dan taqwa sehingga berkemampuan untuk menempatkan dan menjaga perilakunya serta memberikan makna dan nilai yang lebih luas dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Ketiga, kecerdasan emosi untuk melihat, menggunakan, memahami, mengurus dan mengendalikan emosi.
Kelima, kecerdasan sosial merupakan kemampuan dalam memahami serta mengelola hubungan antar manusia sehingga dapat berkolaborasi dan bersinergi. Kelima, kecerdasan berwirausaha (Entrepreneurship Intelligence) adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengenali dan mengelola diri serta berbagi peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan.