Karangasem–Bali (Panjimas.com) – Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengabarkan, erupsi Gunung Agung pada Senin malam melontarkan lava pijar hingga 2 kilometer. Tak hanya itu, diawali dengan dentuman besar lalu terlontarnya lava pijar, erupsi Gunung Agung juga memicu abu vulkanik melonjak tinggi sekitar 2.000 meter dari atas puncak kawah.
“Beberapa menit berselang, lontaran lava pijar membubung kemudian menuruni lereng sampai menyebabkan hutan di puncak Gunung Agung terbakar,” kata Sutopo.
Sesaat setelah erupsi dan lava pijar terlontar menuruni lereng, pengamatan visual pun menunjukkan kolom abu vulkanik berwarna kelabu. Intensitas abu vulkanik pun tebal dengan pergerakan angin mengarah ke barat.
“Erupsi Gunung Agung Senin malam ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi erupsi sampai dengan 7 menit 21 detik,” demikian laporan dari Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung.
“Gunung e meletus…gunung e meletus…! Teriak sejumlah warga saat Gunung Agung meletus yang disertai lontaran lava dan batu pijar, Senin (2/7) pukul 21.04 Wita. Warga di sekitar lereng gunung panik, dan berhamburan turun gunung untuk mengungsi ke daerah-daerah yang lebih rendah.
Lontaran lava ini menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng gunung.PVMBG melaporkan erupsi terjadi pukul 21.04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Relawan Bencana
Seperti dilaporkan oleh Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bali dari Kecamatan Rendang, Kabupaten Sarangasem, suasana di wilayah itu semakin panik dan ramai.
Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak tinggal diam. Koordinator Tim Emergency Response ACT, Kusmayadi, mengatakan bahwa timnya tengah bersiaga di zona aman Gunung Agung. Pasca erupsi besar, ia mengatakan timnya
menyiagakan 10 personel di malam kejadian.
Kusmayadi menuturkan, sebanyak enam orang bersiaga di Karangasem sewaktu-waktu jika dibutuhkan evakuasi warga. Sementara, empat orang personel ACT berjaga di setiap pos pantau. “Mulai dari pos pantau Rendang, Posko Pasebaya, Kedundung, dan Koramil Rendang,” kata Kusmayadi, dikutip dari laman resmi ACT, Selasa (3/7). (ass)