PARIS, (Panjimas.com) – Penyelidik Prancis berupaya mengidentifikasi pelaku serangan pisau di stasiun Saint-Charles di Marseille, Prancis Selatan, Ahad (01/10), demikian menurut pernyataan Jaksa Agung Paris Francois Molins Senin (02/10).
Pelaku ditembak mati oleh tentara yang berpatroli di stasiun tersebut sebagai bagian dari Operasi Sentinel – operasi keamanan nasional yang bertujuan untuk melindungi dan mencegah serangan teror di tanah Prancis, dikutip dari Anadolu.
Islamic State (IS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut pada hari Ahad malam (01/10).
Jaksa penuntut umum Prancis mengatakan bahwa pelaku serangan memiliki catatan kriminal namun hal itu tidak diketahui oleh Dinas Intelijen Prancis dan Ia tidak berada dalam daftar buruan teror miliknya.
Molins mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa penyidik mencoba untuk menentukan identitas penyerang, yang diketahui polisi memiliki tujuh nama samaranberbeda untuk aksi perampokan dan kejahatan terkait narkoba.
Molins menambahkan tersangka tersebut ditangkap pada Jumat 29 September karena mengutil di Lyon namun kemudian dilepaskan. Selama penahanannya, dia menunjukkan paspor Tunisia yang mengidentifikasinya sebagai Hamed. A, lahir pada tahun 1987.
Penyidik masih mencoba untuk menentukan keaslian dokumen.
Molins menjelaskan pria tersebut – saat ditangkap – menunjukkan dirinya sebagai pria yang telah bercerai, seorang pengangguran, tunawisma dan sebagai pengguna narkoba berat.
Perancis dalam kondisi siaga tinggi dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan, setelah mengalami serangan teror mematikan selama 2 tahun terakhir.[IZ]