JENEWA, (Panjimas.com) – Konvoi bantuan PBB pertama dalam tiga tahun untuk mencapai warga sipil di basis utama Islamic State terakhir di Deir ez-Zour kini telah tiba, sebagaimana dilaporkan PBB Jumat (15/09).
Juru bicara UNHCR Andrej Mahecic pada sebuah konferensi pers di Jenewa bahwa akses ke Deir ez-Zour tersebut baru dapat memungkinkan terjadi pekan lalu.
Sekitar 93.000 penduduk di Deir ez-Zour – kota terbesar di Suriah Timur – telah terjebak dalam konflik sejak tahun 2014 sampai operasi pasukan Islamic State berakhir. Sebelum ini, mereka hanya bisa dijangkau melalui jalur udara.
“Saat pertempuran sengit di sekitar Deir ez-Zour dan di Raqqa berlanjut, UNHCR mengulangi seruannya untuk melindungi penduduk sipil, jalan aman mereka keluar dari wilayah konflik dan menghormati prinsip-prinsip hukum humaniter internasional,” pungkas Mahecic, dilansir dari Anadolu.
Islamic State menguasai sebagian besar wilayah Deir ez-Zour pada pertengahan 2014, sebelumnya disana terdapat 230.000 orang tinggal di provinsi itu.
Serangan tersebut membuat pasukan rezim terkepung di pusat kota, sementara Islamic State tetap memegang kendali di sebagian besar pedesaan.
Namun, pada awal Juli, pasukan rezim Assad – yang didukung oleh Rusia – maju ke pusat Provinsi dari barat, dan secara efektif menembus blokade Islamic State.
Pada saat itu, pasukan rezim Assad menghentikan kemajuan pergerakan mereka, dan menggunakan Sungai Eufrat sebagai penghalang alami antara pasukan mereka dengan komunis PKK/PYD.
Sementara itu, baik AS maupun Rusia telah mengeluarkan pernyataan saat kesepakatan terjadi antara kedua belah pihak mengenai penyebaran masing-masing pasukan di Deir ez-Zour.[IZ]