BANGLADESH (Panjimas.com) – Setelah konflik kembali berkecamuk pada Jumat dini hari (25/8) di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, ribuan Muslim Rohingya serentak meninggalkan desa mereka. Hingga hari itu, jumlah Muslim Rohingya yang tewas telah mencapai 80 orang, menurut laporan Reuters. Keselamatan atas nyawa mereka di sana sudah di ambang batas maut. Nampaknya, menjadi “pengungsi tak berstatus kewarganegaraan” di Bangladesh dianggap lebih baik daripada mati terbunuh di kampung halaman.
Horor masih menggelayuti wajah mereka ketika kisah demi kisah kekejaman tentara Myanmar terus terlantun. Beberapa pengungsi bahkan memohon agar tidak dikembalikan ke kampung halamannya. “Tolong selamatkan kami. Kami ingin tinggal di sini. Jika terus di sana, kami mungkin akan terbunuh,” ujar Amir Hossain (61).
Kurban amanah masyarakat Indonesia akan redam pilu Rohingya di Bangladesh. Gelombang pengungsi diperkirakan akan terus berdatangan menuju Cox’s Bazar, Bangladesh. Jumat kemarin (25/8), mitra Aksi Cepat Tanggap di Chittagong, Bangladesh, mengungkapkan para pengungsi tersebut akan mencari suaka terdekat, yakni Cox’s Bazar.
Perkiraan itu pun kini perlahan kian mendekati realitas. Kamp Kutupalong dan Kamp Balukhali menjadi sasaran utama para warga Rohingya yang bereksodus ke Bangladesh.
“Kamp Kutupalong saja kini sudah ada sekitar 15 ribu KK atau 66 ribu jiwa. Sementara itu, Kamp Balukhali sudah ada 4 ribu KK,” papar Hasan, salah satu mitra ACT di Chittagong.
Hasan menambahkan, menjelang Idul Adha, tak diragukan lagi jumlah tersebut akan terus bertambah. Menurutnya, akan banyak pengungsi baru yang merayakan Idul Adha pertamanya di kamp pengungsian.
“Tahun lalu, jumlah daging kurban yang kami bagikan ke mereka saja rasanya belum cukup. Alhamdulillah hampir sebagian besar pengungsi mendapat daging kurban, walau jumlahnya tidak begitu banyak,” tuturnya. Dengan makin banyaknya pengungsi baru yang datang, ia berharap perayaan Idul Adha kali ini dapat mengikis trauma teror yang tengah mereka alami.
Insya Allah, tahun ini Global Qurban tak luput menyapa Muslim Rohingya yang tengah berduka di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh. Idul Adha tahun ini, kebahagiaan kurban dari Indonesia akan meredamkan pilu yang mereka rasakan. [des]