JAKARTA, (Panjimas.com) – Krisis dan kekerasaan kembali terjadi di Rohingya, Myanmar. Banyak dari masyarakat sipil yang menjadi korban secara fisik maupun psikis. Melihat ekskalasi dari krisis dan konflik kekerasan yang terjadi tidak kunjung mereda, maka pada hari Rabu (30/8) seluruh pimpinan Majelis Majelis Agama Buddha Indonesia menyampaikan peryataan sikapnya dihadapan para wartawan dan media. Pada kesempatan itu, Suhadi Sendjaja selaku Ketua Umum Parisadha Buddha Darma Niciren Syosyu Indonesia mewakili yang lainnya membacakan pernyataan sikap yang ada.
“Kami Pimpinan Majelis–majelis Agama Buddha Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materil yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan,” ujarnya.
Selanjutnya pihak Pimpinan Majelis Agama Buddha Indonesia juga mengingatkan untuk terus menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rohingya, Myanmar dengan cara mengedepankan sikap cinta kasih bahwa korban ataupun masyarakat yang terdampak adalah sama-sama manusia yang setara dan serasa di hadapan Tuhan. Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak semakin memperparah kerusakan yang diakibatkan.
“Kami juga mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rohingya serta menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rohingya, Myanmar ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia,” kata Suhadi.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial, dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian.
“Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan terhadap rumah ibadah yang berada di Indonesia. Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang dapat dikaitkan dengan aksi terorisme, karena aksi keji tersebut sama sekali tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Kejadian ini harus dapat menjadi pendorong bagi bersatunya umat beragama di Indonesia bahkan di seluruh dunia,” tuturnya.
Terakhir para pimpinan Majelis Majelis Buddha Indonesia juga menghimbau seluruh umat beragama, khususnya umat Buddha untuk tidak terprovokasi dengan situasi yang ada.
“Sebagai umat beragama sudah selayaknya kita bersama – sama menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia serta di seluruh dunia. Kami umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir,” pungkasnya. [ES]