MOSKOW, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan pada hari Selasa (28/03) bahwa Rusia bisa menggunakan pangkalan militer Iran untuk meluncurkan serangan-serangan udara di Suriah atas dasar “kasus per kasus”, seperti dilansir Reuters.
Rusia dan Iran sebagaimana diketahui, keduanya merupakan sekutu kunci rezim Syiah Nushairiyah Bashar Al-Assad. Baik Teheran maupun Moskow telah memainkan peran yang menentukan dalam 18 bulan terakhir untuk mengubah gelombang konflik Suriah yang menguntungkan Assad.
Jet-jet tempur Rusia menggunakan sebuah pangkalan udara di Iran untuk melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran di Suriah selama musim panas lalu, ini pertama kalinya kekuatan asing telah menggunakan pangkalan Iran sejak era Perang Dunia II.
Pengerahan berakhir tiba-tiba, setelah beberapa anggota Parlemen Iran menyebut tindakan itu merupakan pelanggaran konstitusi Iran yang melarang pangkalan militer asing, dan Menteri Pertahanan Iran mengecam Moskow karena mempublikasikan pengaturan itu.
“Rusia tidak memiliki pangkalan militer (di Iran), kami memiliki kerjasama yang baik, dan pada kasus per kasus, jika diperlukan bagi Rusia untuk memerangi terorisme, maka dapat menggunakan fasilitas [militer] Iran, kami akan membuat keputusan,” kata Menlu Javad Zarif.
Javad Zarif adalah salah satu Menteri yang menjadi bagian dalam delegasi Iran yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani, yang tiba di Moskow Senin (27/03) untuk membahas isu-isu regional, termasuk Suriah.[IZ]