PEKANBARU, (Panjimas.com) – Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) se-Riau mengeluarkan pernyataan penolakan Yayasan Peduli Pesantren (YPP) dan gerakan boikot Metro TV dan Sari Roti.
Dilansir hidayatullah. Sikap ini dikeluarkan menyikapi dinamika terkini umat Islam Indonesia dalam musyawarah terkait munculnya Yayasan Pondok Pesantren (YPP) yang digagas pengusaha Hari Tanoe Soedibjo, juga kekecewaan mereka terhadap peliputan Metro TV dan sikap perusahaan Sari Roti.
“Kita menolak YPP karena tujuannya syarat dengan kepentingan politik dan kapitalisme, dan karena uang dari sumber yang tak jelas, dan juga ini merupakan penghinaan terhadap marwah Pondok pesantren,” ujar Buya Ramli Abdul Hamid Lc, yang merupakan Wakil Ketua FKPP Riau, Selasa sore, (13/12/2016) di Pondok Pesantren al-Mujtahadah Pekanbaru.
Musyawarah dihadiri para tuan guru, buya dan kiai se Propinsi Riau. Hadir juga Ketua Komisi Fatwa MUI Riau, Dr. Mushtafa Umar, Lc.MA.
Musyawarah akhirnya menyepakati untuk menolak keberadaan maupun bantuan yang akan dikucurkan oleh Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang digagas Hari Tanoe Soedibjo dan menyerukan kepada umat Islam untuk memboikot Metro TV dan Sari Roti.
Saat ditemui di lokasi musyawarah FKPP Riau yang berlangsung di Pondok Pesantren al-Mujtahadah Pekanbaru, mengungkapkan.
Menurut Buya Ramli yang alumni Universitas Islam Madinah ini, sikap ini diambil karena melihat keresahan umat Islam terkait pemberitaan stasiun Metro TV yang dinilai kurang jujur menyampaikan fakta terkait umat Islam.
“Pemberitaan di Metro TV tidak fair, artinya selalu mendiskreditkan Islam dan umat Islam serta menyanjung kapitalisme serta liberalisme yang tujuannya merusak akidah umat,” lanjutnya.
Adapun tentang perusahaan yang memproduksi Sari Roti, “Kita larang untuk memperjualbelikan-belikannya dikarenakan sikap perusahaan yang tak simpatik akan Aksi Bela Islam III, padahal pembeli utama justru umat Islam, ” ujar Ketua Yayasan Raudhotil Madinah Pekanbaru ini.
Selanjutnya Ramli yang juga merupakan Ketua Umum FKPP Kota Pekanbaru ini mengajak para ulama dan kiai serta santri pondok pesantren se-Indonesia agar memperkokoh ukhuwah islamiyah karena ‘penjajahan’ pada umat Islam sudah semakin nyata dari semua segi.
“Dan saya mengajak para ulama dan kiai juga ikut ambil bagian ke dunia politik untuk memimpin negeri ini, saat ini tanpa politik mustahil rasanya kepemimpinan itu dapat kita raih,” ujarnya dengan penuh semangat.[RN]