Usia keislamannya baru 18 bulan, tapi ujian imannya datang bertubi-tubi: terusir dari keluarga besar, mata pencaharian dirusak rezim Ahok, kontrakan menunggak enam bulan, anaknya sakit paru-paru, dll. Butuh suntikan dana Rp 12.200.000 untuk memulai hidup baru yang layak dan normal.
JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sebelum hijrah meninggalkan Kristen, muallaf bernama asli Joe Kho Fei ini adalah jemaat Gereja Kristen Advent di bilangan Mangga Besar, Jakarta Pusat. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga Tionghoa yang kaya raya, sebagai anak kedua dari lima bersaudara. Ketiga kakaknya adalah pengusaha yang sukses, sedangkan seorang adiknya kini tinggal di Amerika.
Pria berusia 40 tahun ini mendapat hidayah Allah dengan cara yang unik. Tahun 2012, Kho Fei diuji Allah dengan penyakit tumor otak stadium empat. Berbagai upaya pengobatan ke mana-mana sudah ditempuh, tapi tak ada yang membuahkan hasil. Setelah tiga tahun ikhtiar pengobatan dari medis hingga alternatif-tradisionalis tak membuahkan kesembuhan, Kho Fei mulai putus asa.
Dalam keputusasaan, Allah berkehendak lain. Hingga suatu hari ia mengalami pencerahan melalui mimpi yang paling menggemparkan dalam sejarah hidupnya. Dalam mimpinya, ia bertemu sesosok pria yang tak dikenalnya, mengajarkan kalimat pendek dalam bahasa Arab. Sosok pria tersebut berpesan bahwa kalimat itu harus diikrarkan bila ia menginginkan kesembuhan. Kho Fei pun mengikuti pesan ini dengan baik.
Ketika terbangun dari tidurnya, Noval pun mempraktikkan kalimat bahasa Arab sesuai anjuran dalam mimpi. Kho Fei merasa mimpi dalam tidurnya itu seolah-olah bukan mimpi tapi kejadian yang nyata.
Di kemudian hari, dengan bertanya-tanya kepada kawan-kawannya, ia baru tahu kalau kalimat bahasa Arab dalam mimpinya itu adalah dua kalimat syahadat, yakni rukun Islam yang pertama.
Subhanallah!! Setelah melafazkan dua kalimat syahadat tersebut, dalam beberapa hari penyakit tumornya berangsur-angsur sembuh. Setelah mengalami keajaiban ini, Kho Fei pun mulai belajar Islam dan akhirnya mengikrarkan masuk Islam pada Kamis, 26 Maret 2015 dituntun oleh beberapa ustadz setempat. Hidup baru dalam Islam, ia diberi nama hijrah Muhammad Noval oleh Ustadz Sa’duddin MAG yang membimbing keislamannya.
…Di rezim Ahok, gerobak satu-satunya yang berharga untuk mencari nafkah, dihancurkan oleh Satpol PP Jakarta, tak mendapat solusi apapun dari Satpol PP untuk mata pencahariannya…
DIBUANG KELUARGA, TERZALIMI DI REZIM AHOK
Hidup baru dalam Islam dan sembuh dari tumor, Koh Noval suka cita dan damai mendapat karunia yang agung dari Allah. Namun hidayah dan kesembuhan ini harus dibayar mahal dengan ujian yang tak kalah beratnya.
Setelah berita keislamannya menyebar dari mulut ke mulut, Noval diusir dan dibuang dari keluarga besarnya. Untuk mempertahankan iman, Islam dan harga dirinya, ia pun terpaksa mengontrak rumah petak yang super sederhana. Di kontrakan rumah petak berukuran 4×4 meter itu, ia hidup bahagia bersama istri dan anaknya. Sungguh bertolak belakang 180 derajat dibandingkan rumah keluarga besar lamanya yang kini sudah beda aqidah.
Kesempurnaan iman dan aqidahnya, berbanding terbalik dengan nasib duniawinya yang serba sulit. Suatu hari, karena benar-benar darurat dan kepepet, Noval terpaksa mengemis iba kepada kakaknya. Tapi jawaban kakaknya sungguh miris tak manusiawi. “Seribu rupiah pun tidak ada jika kamu masih memilih Islam sebagai jalan hidupmu.”
Tak putus asa, Noval pun merintis usaha berjualan es kelapa dan es jeruk di kawasan Mangga Besar untuk membayar sewa kontrak rumah dan menafkahi istri dan seorang anaknya.
Bak jatuh tertimpa tangga, ujian hidup datang silih berganti. Gerobak jualan es, satu-satunya harta yang berharga untuk mencari nafkah, dihancurkan oleh Satpol PP Jakarta. Setelah gerobaknya dihancurkan, Koh Noval yang asli warga DKI Jakarta itu tak mendapat solusi apapun dari Satpol PP untuk mata pencahariannya.
Sejak insiden itu, Noval menjadi pengangguran yang tak punya mata pencaharian untuk menafkahi keluarganya. Padahal roda tagihan kontrakan dan hutang-hutang untuk kebutuhan sehari-hari terus menggunung.
…Untuk mempertahankan iman, Islam dan harga dirinya, ia pun terpaksa mengontrak rumah petak berukuran 4×4 meter bersama istri dan anaknya…
MERINTIS HIDUP BARU, BUTUH MODAL USAHA
Dalam kunjungan beberapa hari lalu, Relawan IDC melakukan silaturrahim, pendataan dan santunan tunai. Terungkap bahwa rumah kontrakan Koh Noval sudah menunggak enam bulan dan terancam diusir dari kontrakan. Beban hidupnya makin berat ketika buah hatinya, Kesya Haninda Zahra (1 tahun) kini sedang menderita sakit paru-paru dan butuh penanganan cepat.
“Mau gimana lagi mas. Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Anak saya sekarang sedang sakit, ada cairan di paru-parunya,” ujarnya sambil menahan tangis.
Koh Noval mengungkapkan, bahwa kebutuhan daruratnya saat ini adalah bantuan tunai untuk melunasi tagihan kontrakan dan biaya pengobatan anaknya yang masih balita. Selain itu, untuk menyambung hidupnya, ia tak mau menjadi beban umat Islam. Ia butuh bantuan gerobak dan modal awal untuk usaha jualan es keliling.
Setelah dikalkulasi, total kebutuhan untuk normalisasi keluarga muallaf Noval Joe Kho Fei adalah sekitar Rp 12.200.000 dengan rincian sebagai berikut:
- Pelunasan kontrakan 6 bulan: Rp 4.200.000,-
- Pembuatan gerobak: Rp 3.500.000,-
- Modal awal dan perlengkapan jualan Rp 2.000.000,-
- Bantuan pengobatan dan mukafaah sebulan: Rp 2.500.000,-
Tanpa pikir panjang, Relawan IDC pun merogoh dana seadanya yang tersimpat di dompetnya sebesar 1,5 juta rupiah, untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar uang muka pembuatan gerobak.
Meski jauh dari cukup untuk memenuhi hajat keluarganya, Noval bersyukur mendapat bantuan tunai itu. “Saya ucapkan terima kasih kepada IDC yang telah membantu meringankan beban saya. semoga kebaikan-kebaikan IDC dan para donaturnya dibalas beribu kebaikan oleh Allah,” tuturnya melepas kepulangan Relawan IDC.
PEDULI KASIH MUALLAF
Sebagai muallaf yang baru masuk Islam dan dirundung berbagai ujian hidup, Muhammad Noval Joe Kho Fei sangat membutuhkan bimbingan dan bantuan kaum Muslimin untuk memperbaiki nasib dan mempertahankan iman.
Beban berat yang harus dipikul muallaf adalah beban kita semua, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Semoga dengan membantu meringankan beban muallaf ini, Allah menjadikan kita sebagai pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala.
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Infaq untuk membantu kesulitan hidup muallaf ini bisa disalurkan dalam program Peduli Kasih Muallaf:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 9.000 (sembilan ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.009.000,- Rp 509.000,- Rp 209.000,- Rp 109.000,- 59.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila bantuan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020, 08567.700020; PIN BBM: D637B92B; BBM CHANNEL: C00354681