GAZA, (Panjimas.com) – Atlit paralimpian paling sukses asal Palestina kini telah kembali pulang dari Para-Olympiade Rio 2016, Ia sekali lagi mengungkapkan rasa bangganya dapat mewakili negara dan rakyat Palestina dalam kejuaraan internasional bergengsi, dilansir oleh MEMO.
Husam Azzam, atlit asal Gaza itu, berhasil memenangkan medali perunggu olahraga lempar lembing dalam Paralimpiade Sydney tahun 2000 serta juga medali perunggu di Athena pada tahun 2004. Prestasinya sangat membanggakan, karena kondisi fasilitas pelatihan baginya yang begitu minim dan menyedihkan di Gaza, bahkan Ia kini juga mendapat akses untuk tinggal dalam kamp pengungsi Palestina.
Tahun ini, Azzam berjuang untuk memperoleh izin yang diperlukan baginya agar dapat meninggalkan Jalur Gaza untuk menuju ke Brasil sehingga dapat mengambil bagian dalam Paralimpiade, namun komitmennya terbayar dan dia mampu melakukan perjalanan ke Rio De Janeiro, Brazil.
Di Gaza, Azzam tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah kamp pengungsi Jabalia di bagian selatan wilayah Jalur Gaza. Ia juga menjadi berlatih di sebuah lapangan kecil, berpasir yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Azzam memiliki sebuah kursi roda tua yang sudah tidak sesuai lagi dengan standar internasional minimum untuk mengikuti Paralimpiade, namun hal ini tidak menghentikan dirinya untuk berlatih dan meningkatkan teknik serta kemampuannya.
Pendudukan Israel di Jalur Gaza pada tahun 2014 menggagalkan jantung keberhasilan Azzam; rudal Israel menghantam rumahnya dan menghancurkan barang-barang miliknya, termasuk medali-medali miliknya, yang kini telah menjadi puing-puing.
Meskipun dengan kondisi serba terbatas, Azzam berharap dapat memecahkan rekor dunia serta meraih sukses untuk dirinya sendiri dan untuk negaranya Palestina di kejuaraan Paralimpiade masa depan sehingga kemenangan itu mengganti semua medali-medali miliknya yang telah dilenyapkan rudal Israel.[IZ]