GAZA, (Panjimas.com) – Indahnya momen sweet seventeen Muhammad Asraf Ridwan. Persis menginjak usia 17 tahun, santri Halaqoh Syahid Iskandar Muda inipun khatam hafalan Qur’an 30 juz. Sehingga, Ridwan pantas menyandang sebutan Al Hafidz.
Oh bukan, ini bukan tentang remaja Indonesia. Ridwan Al Hafidz adalah remaja Palestina, santri Daarul Qur’an Gaza yang dibimbing Syaikh Isa Amjad Hirtani Al Hafidz
Ridwan hanya salah satu dari hampir 200 santri Daarul Qur’an Gaza. Anak-anak belia hingga remaja ini berkelompok dalam halaqoh-halaqoh yang diberi nama sejumlah pahlawan Indonesia. Selain Halaqoh Syahid Iskandar Muda, juga Halaqoh Hasyim Al-Asyari, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Ahmad Dahlan, dan Pattimura.
Halaqoh Syahid Tuanku Imam Bonjol dibina oleh Syaikh Omar Yaquib Al Hafidz. Sedang Isa As’ad Muhammad Muhra Al Hafidz mengasuh Halaqoh Syahid Ahmad Dahlan, dan Ghozy M Ulwan Al Hafidz membimbing Halaqoh Syahid Pattimura.
Adapun para santri putri dikelompokkan dalam Halaqoh Syahid Hasyim Al-Asyari dan Syahidah Cut Nyak Dien yang masing-masing dibimbing oleh Huda Ibrahim Ied Al Hafidzah dan Maryam Alburs Al Hafidzah.
Berdasarkan laporan terakhir yang dikirim Ketua Daarul Qur’an Gaza Onim Abdillah belum lama ini, para santri Daarul Qur’an Gaza sudah hafal minimal 3 juz, dan sebagian sudah khatam 30 juz.
Markas Daarul Qur’an Gaza yang berloaksi di Jalan Indonesia, Jabalia City, Gaza, bermula dari halaqoh di Markaz Tahfidz Qur’an Masjid Umari. Cikal bakal Graha Tahfidz Daarul Qur’an Gaza ini beroperasi sejak 20 Juni 2013.
Di bawah asuhan Syaikh Ghozy Muhammad Ulwan (44), Muhammad Yaqub Solaiman (26), dan Isa As’ad Muhammad Mahruh, sebanyak 30 santri Markaz Tahfidz setiap hari, kecuali Jumat, menghafal Qur’an.
Lantaran jumlah santri semakin banyak, sejak akhir September 2013 PPPA Daarul Qur’an merintis pembangunan Graha Tahfidz Qur’an Indonesia Gaza. Lokasinya di dekat Masjid Umari. Lahan pembangunan merupakan wakaf dari Onim Abdillah, yang mendapat tanah tersebut sebagai hadiah dari ayah mertuanya yang asli Gaza.
Alhamdulillah, pada 6 Juli 2014, Graha Tahfidz Qur’an Indonesia Gaza mulai digunakan. Namun baru sehari dipakai, gedung sumbangan donatur Indonesia ini nyaris rusak total karena dihujani roket Israel.
Pada tengah malam, 7 Juli 2014, Israel memulai agresi udara ke Gaza dengan sandi Operation Protective Edge. Dan esok sorenya waktu setempat, Graha Tahfidz Daarul Qur’an Indonesia hancur disasar.
Namun, seperti ditandaskan Michael Heart dalam lagu heroiknya, We will not go down! You can burn up our mosques and our homes and our schools/But our spirit will never die/We will not go down/In Gaza tonight….
Dengan dukungan Bangsa Indonesia melalui PPPA Daarul Qur’an, salah satu ‘’pabrik’’ hafidz Qur’an di Bumi Gaza itu dibangun kembali.
Kini, anak-anak generasi Qur’ani Gaza terus bertumbuhan. Jumlah penghafal Qur’an pun kian banyak. Pada tahun 2011, di Gaza terdapat 13 ribu Penghafal Qur’an. Tahun berikutnya meningkat menjadi lebih 23 ribu penghafal, 5000 di antaranya hafal 30 juz. Tahun 2013 jumlahnya semakin bertambah, dan 6000 diantaranya hafal 30 juz. Tahun 2014 lebih banyak lagi, walau sebagian syahid diroket Israel. Begitupun bertambah lagi tahun 2015 dan seterusnya. Insya Allah.[RN]