JAKARTA (Panjimas.com) – Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Mustafa Yaqub mengungkapkan bahwa aliran sesat Syi’ah dan kelompok Islam Liberal (Islib) sudah masuk dan menyusup ke salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni PBNU.
”Ada pengurus PBNU yang selalu membela Syi’ah dan selalu hadir dalam acara-acara Syi’ah. Paling tidak dia selalu hadir dalam acara Asyura dan selalu menjadi pembicara utama,” kata Ali Mustafa kepada BANGSAONLINE.com, pada Jum’at (24/4/2015) siang.
Berbeda dengan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja) yang menurut Ali Mustafa toleran terhadap perbedaan, aliran sesat Syi’ah hanya memberi dua pilihan. “Ikut saya atau saya bunuh,” ujar Ali Mustafa mencontohkan doktrin paham dan ajaran Syi’ah. Karena itu menurut dia, Syi’ah sangat bahaya jika berkembang di Indonesia.
Ali Mustafa mengungkapkan, indikasi aliran sesat Syi’ah sudah masuk ke dalam PBNU sangat jelas. ”Dulu Jamiyatul Qurra Wal Huffadz (Jamqur) pernah kerjasama dengan Syi’ah, saya sempat baca MoU-nya. Tapi akhirnya ketahuan lalu dibatalkan,” ungkapnya.
MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman antara PBNU dengan Syi’ah ini sempat heboh. Banyak media online melansir berita MoU PBNU dengan Universitas al-Mustafa al-’Alamiyah, Qom, Iran itu.
Dokumen kerjasama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan itu dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Syuriah PBNU. Dokumen tertanggal 27 Oktober 2011 itu dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia. KH Sahal Mahfudz yang saat itu menjabat sebagai Rais ‘Aam marah dan membatalkan MoU tersebut.
Karena itu, Ali Mustafa berharap jangan sampai pengurus PBNU yang sudah jelas sekali terindikasi sebagai pembela Syi’ah dipilih lagi dalam Muktamar NU mendatang. ”Kalau masih dipilih lagi, NU lampu merah, dan semua berdosa,” tandasnya. [GA]