CILACAP (Panjimas.com) – Ustadz Abu Bakar Ba’asyir telah pulih dari sakitnya dan mendapat kunjungan dari keluarga Ustadz Abdullah Sungkar -rahimahullah- di Lapas Pasir Putih Nusakambangan, Cilacap. Ia tampak ceria dan sesekali mengungkapkan candaan.
Seminggu lamanya jadwal besukan di Lapas Nusakambangan ditutup karena pengamanan eksekusi terpidana mati kasus Narkoba. Kunjungan besuk dibuka kembali pada awal bulan ini, pada Selasa (05/05/2015).
Pada pembukaan perdana jadwal besukan tersebut, ulama kharismatik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dikunjungi oleh sang istri tercinta, Aisyah Baraja atau yang akrab disapa Ummi Icun. Selain itu, Ustadz Ba’asyir juga mendapat kunjungan dari keluarga Ustadz Abdullah Sungkar. Mereka adalah Ibu Siti Mardhiyah yang merupakan istri Ustadz Abdullah Sungkar –rahimahullah- bersama salah seorang anaknya.
Lama tak bersua, Ibu Mardhiyah –sapaan akrabnya- mengungkapkan rasa rindu berkumpulnya dua keluarga. Meski Ustadz Abdullah Sungkar telah wafat, ia tetap berharap hubungan dua keluarga bisa terus terjalin bersama-sama.
Kedatangan keluarga dari Ustadz Abdullah Sungkar tentu mendapat sambutan yang sangat baik dari Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Raut wajah Ustadz Ba’asyir tampak ceria dengan senyum khas tersungging, ketika menerima para tamu tersebut.
Dalam suasana harmonis dua keluarga tersebut, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyampaikan nasihat kepada keluarga almarhum Abdullah Sungkar.
“Tetap istiqomah di jalan Allah dalam mendakwakan tauhid yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah,” kata Ustadz Ba’asyir di teras bagian dalam sel Super Maximum Security (SMS) Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
Selain nasehat yang diberikan kepada para pembesuk, ia juga menceritakan suka duka kondisi di dalam Lapas. Di mana, Ustadz Ba’asyir dengan para ikhwan mujahidin di dalam Lapas Pasir Putih selalu bersama-sama dalam segala urusan, dari mulai urusan makan sampai shalat berjam’ah bersma 38 orang ikhwan mujahidin yang kini berada di balik jeruji besi.
Untuk diketahui, Ustadz Abdullah Sungkar -rahimahullah- adalah teman seperjuangan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sejak keduanya masih muda. Dua sahabat karib itu pernah malang melintang merasakan suka duka berjuang menegakkan syariat Islam. Mereka pernah merasakan menjadi target operasi, dinginnya dinding penjara, hingga berhijrah ke Malaysia. Kini, yang tersisa hanya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, sebagai sosok ‘orang tua’ atau ulama sepuh yang pantang surut menyuarakan kebenaran. Dan lagi-lagi, di sisa umur usia tuanya, Ustadz Ba’asyir harus menjalani vonis zalim 15 tahun penjara di Lapas Super Maximum Security (SMS), Lapas Pasir Putih Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Ustadz Ba’asyir Masih Muda
Setelah dikabarkan sakit beberapa waktu lalu, alhamdulillah kondisi kesehatan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mulai membaik. Ustadz Ba’asyir mulai pulih dari sakit yang dideritanya selama dua minggu terakhir.
Berada di balik terali besi Super Maximum Security, Ustadz Ba’asyir tak membuatnya murung, sebaliknya ia terlihat lebih semangat meskipun usianya telah lanjut.
Bahkan, di sela-sela menerima kunjungan pembesuk, ketika ditanya kondisi fisiknya, Ustadz Ba’asyir menjawabnya dengan berseloroh, ”saya ini masih muda,” ujarnya baliau sambil tersenyum lebar. Begitu pula ketika ditanya umurnya saat ini, Ustadz Ba’asyir juga menjawab baru 75 tahun, itulah yang teringat di benaknya, meskipun umur beliau sebenarnya lebih tua dari yang beliau ucapkan.
Dari apa yang disampaikannya, Ustadz Ba’asyir seolah tak memiliki beban meski harus menjalani sisa hari tuanya di penjara. Ia senantiasa tegar dan istiqomah dalam menyuarakan kebenaran. Semoga Allah membebaskan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. [AW/Abu Haris]