JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS) Edy Mulyadi menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia justru makin memburuk setelah enam bulan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjalankan tanggungjawab sebagai Presiden dan Wapres RI.
Terkait kondisi perekonomian Indonesia di bawah Jokowi-JK yang kian terpuruk itu, Edy Mulyadi pun kembali mempersoalkan ‘jualan’ Jokowi-JK saat kampanye Pilpres 2014 yang lalu.
“Mantra Trisakti dan Nawa Cita tak kunjung menunjukkan keampuhannya. Padahal Trisakti dan Nawa Cita adalah jualan andalan Jokowi-JK saat maju sebagai Capres pada 2014 silam. Dengan Trisakti dan Nawa Cita pula Jokowi-JK menyihir rakyat hingga mengabaikan rekam jejak. Hasilnya benar-benar ajib. Substansi tergusur oleh hingar-bingar polesan citra,” jelas Edy kepada intelijen pada Kamis (8/5/2015).
Menurut Edy, logika dan nalar publik tersingkir oleh harapan yang membuncah atas sosok baru yang tiba-tiba moncer bak meteor di langit gelap. Lalu, lanjut Edy, maka sim salabim dan jadilah keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI).
“Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan entah terbang ke mana,” papar Edy.
Edy menilai, keterpurukkan ekonomi pemerintahan Jokowi ini karena para pembantu Presiden, yakni para menteri banyak tidak punya kompetensi, tidak bekerja maksimal dan lebih mengedepankan kepentingan sektoral.
“Rombak tim ekonomi. Ganti dan isi dengan orang-orang yang berkompeten. Mereka harus paham masalah dan tahu solusi yang dibutuhkan. Hanya mereka yang punya kapasitas dan kapabelitas dengan rekam jejak teruji yang boleh memangku jabatan amat penting ini,” tandas Edy. [GA]