MAKASSAR (Panjimas.com) – Menjelang Muktamar Ke-47 Muhammadiyah yang akan digelar di Makassar pada tanggal 3-7 Agustus 2015, muncul 3 (tiga) nama tokoh yang mulai menguat sebagai calon kandidat Ketua Umum (Ketum) PP Muhammdiyah untuk menggantikan Prof Dr M Din Syamsuddin.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), Najib Hamid MSi disela-sela menghadiri Workshop Registrasi Online Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Aisyiyah ke-47 di Unismuh Makassar pada Minggu (11/1/2015).
“Tiga tokoh tersebut adalah Prof Dr Syafiq A Mughni (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni University of California dan Pesantren Persis), Dr Haedar Nashir (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni Fisipol UGM) dan Dr Abdul Mu’thi (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni Flinders University Australia),” jelas Najib.
“Pak Syafiq mempunyai jaringan ke luar dan ke dalam. Mas Mu’thi, masih muda dan lincah. Sedangkan Pak Haedar Nashir menjaga kekuatan ke dalam,” kata mantan anggota KPU Provinsi Jatim itu.
Najib mengatakan, pemilihan ketua umum tersebut menjadi hak prerogatif dari 13 orang formatur yang dipilih dari 39 nama yang berasal dari sidang Tanwir, karena itu suksesi di Muhammadiyah terlihat kurang menarik. “Kami berharap muktamar kali ini tidak sekadar muktamar tetapi mendukung gerakan menjadi lebih baik lagi dalam mendukung gerakan Muhammadiyah,” katanya.
Najib menjelaskan, muktamar bertujuan untuk melakukan evaluasi program, perencanaan program dan melakukan pemilihan pimpinan. Sedangkan secara kultural muktamar itu merupakan “hari raya”-nya Muhammadiyah.
Terkait persiapan muktamar, Najib berharap agar panitia benar-benar menyiapkan lokasi yang menjadi tempat muktamar, penginapan, tempat mandi dan toilet. “Konsumsi juga jangan ada yang basi. Katering pagi harus beda dengan katering siang dan malam agar tidak ada bahan sisa yang didaur ulang. Kelihatannya sepele tetapi penting. Kami percaya panitia bisa tetapi perlu percepatan,” ujarnya.
Sementara itu, delegasi Jatim berjumlah 251 utusan, sedangkan penggembira bisa lebih banyak lagi, apalagi Surabaya-Makassar itu relatif terjangkau. “Registrasi cukup dilakukan pimpinan wilayah,” pungkasnya. [GA/okz]