SOLO (Panjimas.com) – Belajar dakwah untuk menjadi seorang Dai perlu mengetahui tipe dakwah yang dihadapi. Ustadz Suro Wijoyo, pimpinan Jamaah Ansharusy syariah (JAS) Jawa Tengah (Jateng) menjelaskan tiga tipe dakwah bagi Dai pemula.
Di Masjid Tipes, Serengan, Solo, Jateng, dia mengatakan tiga tipe tersebut yakni slow/santai, Medium/tengah, Heavy/keras. Perbedaan tipe tersebut menitik beratkan pada target dakwah dan sasaran orang yang menjadi ladang dakwah.
“Slow atau santai butuh waktu lama yakni pakai ayat, hadis dan kisah, terutama materi berat,” katanya dihadapan puluhan calon dai, Sabtu (6/5/2017).
Pembina Dai Salimah Sukoharjo ini menekankan bahwa tipe medium dakwah hendaknya berlangsung sekitar 30 menit. Suara yang diucapkan sedikit kencang dan berisi poin-poin penting.
“Medium atau tengah biasa dilakukan untuk kajian walimah, Khotib sholat Ied dan sholat Jumat. Cirinya suara kencang namun berisi poin-poin yang penting,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ustadz Rowi, sapaannya menerangkan tipe terakhir, untuk dakwah dengan waktu singkat. Maka untuk dakwah kultum menghadapi Ramadhan sangat cocok dengan tipe Heavy.
“Heavy atau keras itu cirinya waktu penyampaian pendek, nada keras, berisi poin-poin, materinya singkat dan cenderung memotivasi. Biasa untuk dakwah yang menyasar anak muda,” pungkasnya. (SY)