SOLO (Panjimas.com) – Menyambut Ramadhan 2017 yang akan datang sebentar lagi, Ketua Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) Jawa Tengah, Ustadz Suro Wijoyo melatih puluhan aktivis Islam untuk belajar berdakwah di mimbar Masjid.
Dihadapan puluhan aktivis, di Masjid Tipes, Serengan, Solo, Ustadz Rowi sapaannya mengatakan bahwa dunia dakwah adalah seni yang menyenangkan. Sebagai dai, tidak akan kesulitan mendapatkan materi meski sibuk dengan berdakwah.
“Ada orang ketika dihadapkan dengan dakwah memang apriori, wegah. Lha antum mau yang mana orang punya ilmu dan sadar mampu menyampaikan ilmunya, atau ada orang punya ilmu tapi tidak tahu memulai. Ada lagi orang yang tidak berilmu tapi mau belajar, dan yang terakhir tidak berilmu tapi tidak mau belajar,” katanya, Sabtu (15/4/2017).
Dakwah identik dengan lisan menuntut orang untuk belajar. Kata Ustad Rowi, menjadi Dai tidaklah mudah, perlu belajar dan butuh jam terbang. Pengalamannya kerap memperolah hal yang tidak diduga sebelumnya.
“Dakwah itu sebetulnya apa? Saya katakan dakwah itu mega proyek. dan harus ada program melebarkan dakwah untuk menciptakan bagian dari dakwah. Maka jadi Dai ada yang karena terpaksa, karena butuh, mendadak Dai,” ucapnya.
Selain memberikan materi, teori berdakwah, Ustadz Rowi juga mempraktekkan cara berdakwah dihadapan jamaah. Hal ini lantaran tidak setiap orang berani naik ke mimbar Masjid untuk berdakwah. Ungkap dia, perlu ada motivasi dan ilmu yang didakwahkan.
“Islam tidak berkembang kecuali dengan dakwah, ilmu yang didakwahkan yakni Islam terutama tauhid, cuma perlu adanya tahapan. Yakni dengan melembutkan hati, memahamkan Islam, memberikan contoh, mengaplikasikan amal,” tutupnya. [SY]