SEMARANG (Panjimas.com) – Usianya tidak muda lagi, 76 tahun. Tapi, semangat untuk hidup mandiri tidak kalah dengan yang masih muda, meskipun pendapatan bersih perharinya rata – rata berkisar 10 sampai 20 ribu saja. Adalah Bu Parmi, janda yang sehari – hari berjualan nasi sayur di Jalan Sriwijaya, Semarang ini tampak semringah dengan kedatangan tim Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jawa Tengah, Kamis (17/03/2017).
Kedatangan BMH di warung Bu Parmi ini dalam rangka menyalurkan program ekonomi Mandiri Terdepan (Mapan). Selain mendapatkan modal usaha, Bu Parmi juga mendapat pendampingan bagaimana cara mengembangkan usahanya agar lebih maju. Mapan merupakan program ekonomi BMH yang bertujuan memberikan solusi bagi pedagang kecil yang usahanya berjalan di tempat.
Menurut General Manager, BMH Jawa Tengah, Imam Muslim, Bu Parmi layak mendapatkan bantuan dan pendampingan karena di umur yang sudah tua Ia tetap semangat dalam berusaha. Bu Parmi merupakan satu diantara sekian banyak pedagang kecil yang basibnya tidak jauh berbeda.
“Bu Parmi merupakan sosok yang tangguh, di usianya yang sudah 76 tahun ia tetap berusaha untuk mandiri. Tentu Bu Parmi merupakan salah satu diantara begitu banyak pedagang yang kesulitan permodalan dan minimnya pengetahuan untuk mengembangkan usaha mereka. Sehingga, BMH tergerak untuk menjadi solusi permasalahan mereka,” ungkap Muslim
Muslim menambahkan, faktor yang melatar belakangi lahirnya program ini adalah mirisnya kondisi perekonomian pedagang kecil yang ada di Indonesia. Untuk memulai usaha atau mengembangkan usahanya, mereka harus berurusan dengan lintah darat yang tidak main – main dalam memberikan bunga pinjaman. Sehingga, jangankan untuk menikmati hasilnya, untuk membayar bunga yang cukup tinggi saja kadang kurang. Akhirnya mereka terjebak dalam masalah keuangan.
Memang banyak lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman pada pedagang – pedagang kecil, lanjutnya. Tapi, mereka disibukkan dengan persyaratan administrasi, agunan dan belum lagi bunga perbulannya. Akhirnya, jangankan untuk memajukan usahanya, untuk menyicil bunga pinjaman saja harus gali lobang tutup lobang.
Adapun untuk pendampingan yang dimaksud, lanjut Muslim, adalah memberikan pembinaan spiritual dan pengetahuan tentang mengembangkan usaha produktif. Sehingga mereka bisa lebih mandiri dan tahan banting saat mendapati berbagai masalah dalam usahanya.
BMH berharap dengan adanya program ekonomi untuk membantu kalangan dhuafa ini, mereka bisa lebih mandiri dan semangat dalam menjalankan usahanya. “Kami mengajak para dermawan untuk turut andil mensukseskan kemandirian umat. Kami mengucapkan terimakasih, pada para dermawan yang sudah menitipkan amanahnya kepada BMH,” tutupnya. *hizbullah