SUKOHARJO (Panjimas.com) – Berawal dari viral video seorang muslimah yang berani berdakwah dihadapan pemuda yang akan menggelar musik campur maksiat. Perempuan yang diketahui bernama Siti Aminah (Bu RW) itu, rumahnya digruduk gerombolan massa, Jumat malam (22/9/2017).
Terkait informasi itulah Panjimas.com kemudian mencoba untuk mendatangi lokasi sekitar pukul 21:00 WIB, ke desa Sonorejo, RT 3 RW 3, tepat dirumah Siti Aminah yang juga sebagai ibu RW (Rukun Warga) itu, ternyata sudah penuh massa yang mengaku dari gerombolan Mojopolo (Mojolaban-Polokarto) pegiat campur sari.
“Kita mencari bu RW, kami ini baru dari seniman Mojopolo, dan masih akan datang lagi dari Wonogiri, Klaten, Yogyakarta. Malam ini mau kesini ratusan orang lagi,” ujar salah satu massa saat ditanya Panjimas.com.
Suasana kampung Sonorejo mendadak tidak nyaman, warga pada keluar melihat kedatangan gerombolan preman sekitar hampir 50 an orang itu.
Di teras rumah salah satu warga, tepatnya didepan rumah Ketua RW 3 tampak telah terjadi dialog untuk mencari kesepakatan dari gejolak tersebut. Tampak Polisi berseragam yang diketahui bernama Maliki menjelaskan bahwa permasalahan tersebut akan diselesaikan di Kelurahan Sonorejo pada Senin (25/9/2017) mendatang.
“Monggo mas silahkan bubar, nanti kita musyawarahkan di kantor Kelurahan. Karena kebetulan pak Lurah juga sedang kena musibah kecelakaan. Beliau siap memfasilitasi besuk Senin di kantor Kelurahan. Kasihan warga jadi tidak nyaman,” ucap Maliki.
Sementara itu, Salah satu pentolan gerombolan preman yang mengaku bernama Agus Ciu mengaku bahwa di grup Whatsapp (WA) miliknya terus masuk pesan, yang meminta konfirmasi mendatangkan massa lebih banyak lagi ke desa Sonorejo.
“Iya ini masih ingin pada kesini, dari Jogja ada, Wonogiri juga ada,” cetusnya sambil mohon pamit.
Diketahui munculnya kasus tersebut, berawal dari unggahan video di Youtube. Tampak seorang wanita yang memberikan nasehatnya saat akan digelar pertunjukan musik dangdut dalam rangka ulang tahun Karang Taruna Sonorejo. Di video itu pula terlihat beberapa penyanyi wanita yang mengenakan baju kurang sopan.Akhirnya kegiatan itu batal digelar.
Sebagaimana pernah terjadi sebelumnya dalam acara menyambut kemerdekaan, jika digelar musik dangdutan, semakin malam para pemuda justru akan melanjutkan dengan mabuk-mabukan dengan minuman keras. [SY]