AMSTERDAM (Panjimas.com) — Pemimpin kubu Oposisi Belanda Geert Wilders yang maju mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri kembali memicu perdebatan saat kampanye pemilu pada hari Sabtu (18/02)`Wilders berjanji akan melarang imigrasi bagi Muslim dan menutup semua Masjid di Belanda.
Politisi sayap kana ini berharap suatu kebangkitan global dalam populisme (anti-Islam) akan mendorong dirinya untuk meraih kekuasaan, seperti dilansir Reuters.Keamanan bagi Wilders diperketat sejak dirinya menjadi politisi yang terkenal dengan jargon-jargon dan program anti-Islamnya, terutama setelah insiden pembunuhan seorang Sutradara Belanda Theo Van Gogh tahun 2004 oleh seorang Islamis.
Wilders akan semakin jarang tampil di publik secara bebas dan hidup dalam persembunyiannya.”Saya ingin Kita berada di dalam pemerintahan,” tegas Wilders awal pekan ini. Ia pun menjanjikan gerakan “De-Islamisasi Belanda dengan kebijakan yang keras terhadap Muslim, dan bahkan akan lebih jauh dari kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Saat ini, Partai Kebebasan yang dipimpinnya dalam jajak pendapat meraih suara 17 persen, akan tetapi politisi liberal pro-bisnis, Perdana Menteri petahana, Mark Rutte hanya tertinggal beberapa persentase di bawahnya, setelah Partainya berhasil memperpendek jarak dengan partai Wilders melalui beberapa retorika anti-imigrasi, serta dukungan baru-baru ini pasca sedikit bergeloranya ekonomi Belanda.
Bahkan, jika Wilders berhasill menang Pemilu, Ia harus berjuang keras untuk membentuk pemerintahan, karena sebagian besar partai-partai besar telah mengesampingkan niatnya untuk berkoalisi dengan dirinya.
Selain itu, Parlemen Belanda tidak mungkin mendukung kebijakan Wilders seperti keluar dari keangotaan Uni Eropa.
Peluncuran kampanye Wilders untuk pemilihan Parlemen 15 Maret mendatang, diselenggarakan di Spijkenisse, daerah pinggiran yang dikuasai kubu Partai Kebebasan cabang Rotterdam.
Spijkenisse merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerah dengan kondisi etnis yang’paling beragam, daerah ini juga memiliki populasi Muslim yang cukup besar. Apabila Geert Wilders dapat memenangkan Pemilu Belanda, hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri politsi-politisi anti-Islam lainnya seperti di Prancis dengan Marine Le Pen dan faksi Alternatif sayap kanan di Jerman.
Baik Wilder ataupun Marine Le Pen memimpin partai sayap kanan yang berjanji untuk keluar dari Uni Eropa, keduanya juga berkomitmen untuk mengubah wajah politik Eropa serta Imigrasi Muslim dengan cara memenangkkan pemilihan nasional tahun ini.[IZ]