WASHINGTON, AS (Panjimas.com) – Kantor berita A’maq, beberapa waktu lalu mempublikasikan rilisan beberapa foto beberapa foto yang menunjukkan berbagai senjata dan peralatan tempur milik tentara Amerika Serikat yang berhasil direbut oleh tentara Islamic State di Afghanistan timur.
Sejumlah foto yang dirilis pada Sabtu (6/8) itu menunjukkan peluncur roket portabel, radio, granat dan sejumlah peralatan militer lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan pemerintah Afghanistan dan diklaim milik tentara AS. Kelompok itu juga merilis foto kartu identitas seorang Prajurit Kader Angkatan Darat AS, Ryan Larson.
Sementara itu, Pentagon mengakui bahwa tentara Amerika Serikat kehilangan senjata setelah diserang oleh Islamic State (ISIS/IS).
Sebelumnya, Pentagon sudah memberi indikasi bahwa foto yang dipamerkan oleh ISIS, menunjukkan peluncur roket portabel, radio, granat dan sejumlah peralatan militer lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan pemerintah Afghanistan, sepertinya merupakan properti milik AS.
Dilansir CNN, pada Selasa (9/8), Brigjen Charles Cleveland, juru bicara pasukan koalisi anti-ISIS mengatakan bahwa pasukan AS diserang oleh musuh di timur Afghanistan pada 25 Juli lalu.
Serangan itu membuat para tentara meninggalkan posisi mereka, hingga berbagai peralatan perang direbut dan dipamerkan oleh ISIS melalui internet.
Tentara AS, termasuk Pasukan Operasi Khusus, sedang memerangi ISIS di basis mereka di Provinsi Nagarhar, Afghanistan, selama beberapa hari ketika insiden itu terjadi.
“Untuk alasan yang bisa dimengerti, nyawa tentara tidak akan dibuat dalam risiko demi peralatan,” ujar Cleveland.
Pertempuran dengan ISIS di Nangahar telah mencederai beberapa tentara AS.
Kelompok yang sama yang menyebarkan foto senjata itu, juga menunjukkan kartu identitas seorang personel militer Angkatan Darat AS, Ryan Jay Larson, mengklaim mereka telah membunuhnya. Namun pejabat militer AS mengatakan Ryan kehilangan kartu identitasnya selama baku tembak pada 25 Juli dan masih bersama dengan unitnya. [AW/A’maq, CNN]