JAKARTA, (Panjimas.com) – Hidayatullah tak lama lagi akan menggelar musyawarah nasional lima tahunan di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimatan Timur, tepatnya pada tanggal 7 hingga 10 November 2015 mendatang.
“Musyawarah ini rencananya akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan akan ditutup oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin” ujar Mahladi Kepala Biro Humas PP Hidayatullah melalui releasenya Selasa (3/11).
Munas juga akan dihadiri sejumlah pejabat pemerintah seperti Menteri Pertanahan Nasional, Ferry Mursyidan Baldan, dan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, serta sejumlah ulama seperti KH Slamet Effendy Yusuf, Wakil Ketua MUI Pusat. Selain para tamu, musyawarah juga akan diikuti oleh lebih dari 1.000 perwakilan Hidayatullah di seluruh Indonesia.
Berbeda dengan munas organisasi massa Islam lainnya, munas Hidayatullah tak melakukan pemilihan ketua umum. Sebab, ketua umum Pengurus Pusat Hidayatullah periode 2016-2020 telah dipilih oleh pimpinan umum Hidayatullah, Ust Abdurrahman Muhammad, berdasarkan masukan dari sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah.
“Jadi, munas tersebut hanya sebagai ajang evaluasi pelaksanaan program periode sebelumnya, pengesahan program strategis organisasi 2016-2020, serta pengukuhan ketua umum organisasi, anggota Dewan Pertimbangan Pimpinan Umum, Majelis Penasehat, dan Anggota Dewan Muzakkaroh.” Tambahnya.
Pembeda lainnya, Munas Hidayatullah digelar di dalam masjid serta pesantren, sebagaimana dulu Rasulullah SAW dan para Sahabat juga kerap menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan. Masjid yang dipilih pun adalah masid utama yang dibangun di lokasi pesantren pusat Hidayatullah, Balikpapan, Kalimantan Timur. Yakni, Masjid Ar-Riyadh.
Para peserta juga tidak menginap di hotel, melainkan di dalam masjid dan di ruang-ruang pesantren. Masjid Ar Riyadh sendiri berkapasitas 3 ribu jamaah. Masjid ini terletak tak jauh dari gerbang masuk pesantren yang luasnya 120 hektar ini. Masjid Ar Riyadh dibangun dua lantai. Lantai dasar akan dipakai sebagai tempat istirahat para peserta Munas.
Saat ini Hidayatullah telah berusia hampir setengah abad. Pada awalnya, Hidayatullah hanyalah sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh Ust Abdullah Said pada 7 Januari 1973. Dalam perkembangannya, Ust Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya untuk berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah minoritas Muslim.
Di tempat tugas baru tersebut para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi juga membangun cabang pondok pesantren Hidayatullah. Kini Hidayatullah telah memiliki cabang di 280 kabupaten dan kota, tersebar di 33 propinsi.
Munas pertama Hidayatullah digelar pada tahun 2000, di Balikpapan. Kini, Hidayatullah menggelar munas keempat, juga di Balikpapan, di tempat kelahirannya.
Selama kepengurusan periode 2010-2015, Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah diketuai oleh Dr Abdul Manan, dan Sekretaris Jenderal, Ir Abu A’la Abdullah MHI.