JAKARTA (Panjimas.com) – Umat Islam menggelar Aksi 2411, menuntut penegakkan hukum terhadap Ketua Fraksi Nasdem, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Tuntutan itu disampaikan umat Islam lantaran geram dengan pidato provokatif dan mengandung ujaran kebencian SARA, yang diduga dilontarkan Viktor dalam sebuah acara di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa bulan lalu. Video tersebut kemudian viral di dunia maya dan jejaring sosial.
Viktor Laiskodat menuding bahwa ada kelompok-kelompok ekstrimis yang ingin mendirikan negara khilafah.
“Celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga, yang dukung supaya kelompok ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomer satu Gerindra, partai nomer dua namanya Demokrat, partai nomer tiga namanya PKS, partai nomer empat namanya PAN,” kata Victor Laiskodat.
Menurutnya, negara khilafah semua orang wajib shalat dan tidak boleh ada perbedaan. Tak hanya itu, dalam video tersebut, ia mengancam akan membunuh mereka.
“Mengerti dengan khilafah? Semua wajib shalat. Semua lagi yang di gereja, mengerti? Mengerti? Negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua harus shalat.” lanjutnya.
“Saya tidak provokasi, tapi orang Timur (tak jelas) tumbuh nanti negara hilang kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil kita yang eksekusi mereka.” tambahnya.
Menyikapi video tersebut, Ketua Presidium Alumni 212, Ustadz Slamet Ma’arif dalam orasinya menegaskan bahwa sangat jelas dan gamblang bahwa pidato Viktor mengandung unsur penistaan agama. Berikut ini video Aksi 2411 di depan gedung Nasdem dan longmarch menuju Bareskrim Mabes Polri, Jum’at (24/11/2017). [AW]
https://youtu.be/MmdmN9IrZQk