Yogyakarta, Panjimas – Bukan barang baru bagi Muhammadiyah, Islam Berkemajuan yang telah dicetuskan gagasannya oleh KH. Ahmad Dahlan harus diaktualisasi ulang agar tetap fungsional di tengah pergaulan dunia yang semakin dinamis dan kompetitif.
Demikian disampaikan oleh Prof. Munir Mulkhan, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus intelektual Muhammadiyah pada, Kamis (6/4) di acara Pengajian Ramadan 1444 H yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Di hadapan dosen dan pejabat struktural UMY, Prof. Munir menegaskan bahwa Islam harus fungsional dalam menghadapi permasalahan umat. Organisasi keagamaan, khususnya Muhammadiyah harus memiliki konsep yang operasional untuk menjawab segala permasalah umat yang ada.
“Risalah Islam Berkemajuan merupakan reaktualisasi pemahaman fungsional Islam sejak Kiai Dahlan. Risalah tersebut secara substantif menjelaskan visi kemanusiaan gerakan ini di tengah pergaulan dunia yang semakin dinamis dan kompetitif. Islam itu harus fungsional dalam menghadapi permasalahan umat,” paparnya.
Pelayanan Muhammadiyah yang bermanfaat menurut Prof. Munir harus bersifat inklusif, tidak membeda-bedakan latar belakang suku, ras, golongan dan agama penerima manfaat. Meski pelayanan yang diberikan berlandaskan semangat Agama Islam, tetapi pelayanan yang diberikan Muhammadiyah bukan untuk mengislamkan.
“Dalam risalah Islam berkemajuan disebutkan bahwa Muhammadiyah harus bermanfaat bagi semua orang tak peduli agamanya apa. Muhammadiyah mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan bukan untuk mengislamkan,” ungkapnya.
Alih-alih mengislamkan atau memuhammadiyahkan seseorang, pelayanan yang diberikan oleh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bertujuan untuk meninggikan martabat manusia. Sebab, hidayah orang ingin berislam atau tidak itu hak prerogatif Allah SWT.
“Bukan untuk mengislamkan semua orang atau memuhammadiyahkan semua orang tapi untuk meninggikan martabat manusia. Muhammadiyah itu jabariyah terlepas orang itu Islam apa bukan itu kehendak Tuhan,” kata Munir.
Melalui wawasan Islam Berkemajuan, kata Prof. Munir, Muhammadiyah berusaha menjadikan agama yang solutif terhadap segala permasalahan manusia yang senantiasa dinamis. Oleh karena itu, konsep tajdid bagi Muhammadiyah diharapkan menjadi Agama Islam sebagai agama yang operasional terhadap perubahan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjabarkan jika Risalah Islam Berkemajuan ini juga diharapkan mampu berbagi pengetahuan, pengalaman serta menggerakkan komunitas masyarakat menjadi lebih baik pada semua sisi: agama, sains, sosial, ekonomi, dan budaya.
Islam Berkemajuan yang dikodifikasi dalam Risalah Islam Berkemajuan diharapkan berdampak pada mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai indikator terwujudnya itu, menurutnya adalah ketika kesejahteraan sosial luas.