Tunisia, Panjimas – Sejumlah mahasiswa Indonesia di Universitas Zaytuna, Tunisia membuat lembaga pusat kajian Al-Quran bernama Zaytuna Quranic Institute, Minggu (18/9/2022).
Ketua Umum Zaytuna Quranic Institute, Fijar Islahul Ummah mengaku, dibuatnya lembaga kajian itu dimaksudkan agar spirit keilmuan di Universitas Zaitunah kembali hidup.
“Adanya komunitas ini bertujuan untuk mencetak generasi baru yang menghidupkan spirit keilmuan Zaytuna dalam mengkaji Al-Quran dengan memadukan tradisi intelektual Timur dan Barat,” kata Fijar.
Ia berharap, lembaga pusat kajian Zaytuna Quranic Institute ini mampu menciptakan generasi baru pemikir Islam yang mampu menjadi rujukan orang banyak.
“Mudah-mudahan, dari lembaga ini, bisa lahir ulama Al-Quran yang mendunia seperti Syaikh Tahir Ibnu ashur dengan karyanya tafsir at-tahrir wa Tanwir yang sekarang karya tafsirnya masih menjadi rujukan ulama dunia,” ungkapnya.
Sementara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menginginkan, lembaga Zaytuna Quranic Institute ini mampu menjadi penerus tokoh dan ulama yang membangun peradaban islam. Sebab, kata dia, tidak sedikit tokoh dan ulama dunia yang lahir di salah satu Universitas tertua di dunia itu.
“Dari sini lahir sejumlah ilmuwan besar diantaranya Imam at-tanukhi ahli fiqh mazhab maliki, Imam Ibnu Urf At-Tunisi, Ibnu khaldun, dan ibnu Asyur, seorang ulama tafsir yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam diskursus Maqashid Syari’ah,” ungkapnya.
Sehingga, dirinya menyambut hangat upaya mahasiswa Indonesia di Universitas Zaytuna dalam mencetak generasi-generasi baru di sektor pendalaman ilmu Al-Quran.
“Inisiatif pelajar Indonesia di Universitas Zaytuna Tunisia ini sangat positif dalam rangka mengkaji dan menggali nilai-nilai Al-Quran secara mendalam, sekaligus menawarkan solusi atas beragam problem kemanusiaan masa kini. Saya berharap Zaitunah Quran Institute ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk melanjutkan tugas membangun peradaban islam,” tukasnya.