Komunisme adalah sebuah ideologi, baik ideologi dalam bidang politik maupun dalam bidang ekonomi. Tapi kalau hari ini, ideologi komunisme tersebut tampak lebih menonjol dalam bidang politik di mana kekuasaan dipusatkan dan terpusat pada salah satu partai saja seperti Partai Komunis China (PKC), di mana segala hal yang menyangkut kehidupan politik diatur dan dikendalikan oleh segelintir orang saja yang duduk dalam politbiro partai. Tapi dalam bidang ekonomi, China sudah meliberalisasikan dirinya dengan mengakui kepemilikan dan hak-hak pribadi serta memberikan kebebasan yang cukup luas kepada para pelaku pasar untuk bersaing sehingga di China saat ini sangat banyak bermunculan orang-orang kaya baru seperti Jack Ma, dan lain-lain. Tetapi meskipun mereka sudah menjadi orang-orang kaya dan kekayaan mereka diakui dan dilindungi oleh negara, tapi jangan sekali-kali mereka mencoba untuk melakukan hal-hal yang terkesan menentang kebijakan pemerintah karena kalau itu terjadi maka secara politik risiko yang akan mereka hadapi jelas akan sangat besar.
Jadi dengan demikian, sebenarnya ideologi komunisme dalam bidang ekonomi itu masih ada karena pemerintah secara makroekonomi masih memainkan peranan yang sangat dominan di dalam menentukan arah dan warna terhadap pasar dan para pelakunya. Dengan komunisme gaya baru ini, kita lihat China tampak sangat berhasil dalam membuat dunia terpesona karena China telah berhasil menjadikan dirinya dari perspektif PDB menjadi salah satu dari dua raksasa ekonomi dunia di samping Amerika. Hal ini tentu saja telah membuat ideologi komunisme sekarang ini menjadi sebuah ideologi yang seksi apalagi melihat dan membandingkan dengan bagaimana bobroknya praktik dari ideologi liberalisme-kapitalisme serta ketidakmampuannya memberi harapan bagi terciptanya keadilan dan pemerataan ekonomi.
Tetapi meskipun demikian, kita sebagai bangsa jelas tetap tidak bisa menerima kehadiran ideologi komunisme di negeri ini karena kita sebagai bangsa sudah punya ideologi sendiri yang kita sebut dengan ideologi Pancasila, di mana sila pertamanya adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu sebuah sila yang sangat dibenci dan dimusuhi oleh ideologi komunisme karena mereka melihat agama itu adalah sebagai candu yang memang enak untuk dinikmati tapi dalam jangka waktu tertentu, kata mereka, dia akan merontokkan tubuh dari orang yang menghisap dan mengkonsumsinya.
Jadi ideologi komunisme melihat agama itu tidak baik dan akan merusak masyarakat dan rakyat luas. Oleh karena itu, mereka telah menjadikan agama sebagai musuh terbesar bagi ideologi mereka. Pandangan-pandangan seperti ini sekarang di negeri kita juga sudah banyak menyebar, diterima dan tertanam di kalangan rakyat kita, tidak hanya di kalangan rakyat miskin, tapi juga di kelompok orang-orang kaya dan terdidik.
Kenyataan seperti ini tentu jelas sangat kita sayangkan karena hal ini jelas sangat-sangat berbahaya karena dia jelas akan mengancam persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Bahkan kalau seandainya paham ini terus berkembang dan tidak terkendalikan, maka tidak mustahil eksistensi bangsa ini akan terancam. Untuk itu, mereka telah berusaha untuk merebut kekuasaan dan simpati melalui cara-cara yang konstitusional atau semikonstitusional, dan bila mereka sudah menganggap dirinya benar-benar siap, maka mereka dengan kekuatan politik dan ekonominya tentu saja akan berusaha untuk mencengkramkan tangan dan kakinya semakin lebih kuat lagi. Untuk itu, mereka tentu saja tidak akan segan-segan dengan dukungan komunis internasional melakukan tindakan-tindakan represif dan membungkam serta memasung demokrasi yang ada hari ini di negeri ini.
Bila ini yang terjadi, maka tentu suatu hal yang sangat menyedihkan dan nasib kita sebagai umat beragama, terutama umat Islam, jelas akan sangat mengenaskan. Karena yang menjadi musuh utama bagi mereka tentu adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, tapi juga mengatur kehidupan publik. Dan agama yang seperti itu tentu adalah jelas agama Islam karena banyak agama di dunia ini, seperti kita ketahui, hanya mengurusi masalah hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, sementara masalah di luar itu, menurut mereka, menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah. Jadi ideologi komunisme yang harus kita waspadai ini adalah sebuah ideologi yang telah melakukan metamorfosis.
Kalau dahulu ideologi komunisme dengan konsep sama rata sama rasanya menjadi sebuah ideologi yang sangat ditakuti oleh para orang kaya karena jelas kekayaan mereka akan diambil dan akan disita oleh negara, tetapi sekarang ideologi komunisme tidak lagi akan mengancam mereka bahkan akan bisa membantu mereka untuk semakin besar dan membesar. Sehingga, kita lihat ideologi komunisme hari ini tidak saja digandrungi oleh orang-orang yang miskin dan oleh elemen-elemen masyarakat yang termarginalkan, tapi juga oleh orang-orang yang terdidik dan juga oleh para konglomerat. Karena dengan kehadiran ideologi ini, kekayaan dan hidup mereka tidak akan terancam, asal saja mereka mau menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan keinginan dan ketentuan-ketentuan dari partai.
Hal ini, bagi anak-anak bangsa yang masih punya idealisme jelas, menjadi sebuah tantangan dan kerisauan tersendiri karena kita ingin menjadikan bangsa dan negara kita untuk menjadi negara maju. Tapi kita ingin maju sesuai dengan karakteristik dan identitas kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi lima sila yang kita yakini akan bisa menghantarkan kita menjadi bangsa yang terhormat, yang meletakkan manusia pada tempat yang semestinya sebagai hamba Tuhan dan sebagai makhluk sosial yang menghormati nilai-nilai dari ajaran agama yang itu jelas sangat ditentang dan tidak disukai oleh ideologi komunisme.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan bagi kita kecuali satu, yaitu melawan dan mengenyahkan ideologi komunisme dari negeri ini karena kita ingin menjadikan negara kita menjadi negara maju tapi dengan disinari oleh sila-sila yang ada dalam Pancasila yang sudah merupakan keyakinan dan kepercayaan kita sebagai bangsa. Semoga cita-cita kita untuk itu bisa tercapai dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih.
Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI