SOLO (Panjimas.com) – Aliansi Nasional Anti Syi’ah (ANNAS) Jawa Tengah bersama beberapa elemen umat Islam yang ada di kota Surakarta beraudiensi dengan beberapa instansi dalam rangka mengantisipasi acara perayaan Syi’ah Asy-syura yang jatuh pada Kamis (19/8/2021).
ANNAS mendatangi instansi mulai dari MUI Jawa tengah, Kementrian Jawa Tengah, dan Polda Jawa Tengah pada Selasa (10/8/2021). Selain itu juga menyerahkan surat permohonan pelarangan perayaan Asy-Syuro dari ANNAS Pusat yang ditandatangani oleh K.H Athian Ali Da’i, Lc., MA selaku Ketua Umum dan Tardjono Abu Muas selaku Sekretaris Umum. Surat itu ditujukan kepada Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.
“Dalam perayaan tersebut, biasanya mereka menyelenggarakan berbagai ritual dalam bentuk penodaan terhadap kesucian agama Islam. Di antaranya berupa kecaman dan penistaan terhadap para sahabat dan istri Rasulullah SAW. Ritual tersebut dapat mengundang kemarahan umat Islam sehingga berpotensi menimbulkan konflik horizontal sebagaimana yang pernah terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur,” tulisnya adalam surat permohonan tersebut.
Demikian tak ingin kejadian di Mertrodranan, Pasar Kliwon, Solo terulang, ANNAS Jateng kemudian melanjutkannya dengan mendatangi Kapolresta Polresta Surakarta pada Jum’at (13/8/2021). Namun dalam audiensi yang dipimpin oleh Ustadz Tengku Al Azhar tersebut, ANNAS Jateng diterima oleh Kasat Intel Polresta Surakarta AKA Arlianto dikarenakan Kapolres sedang ada acara di luar. Meski demikian, Sekretaris ANNAS Jateng, Agus Kristiyanto mengatakan bahwa aparat bersedia bersinergi dengan umat Islam.
“Hasil dari audiensi tadi aparat kepolisian Insya Allah siap bersinergi dan bersama-sama dengan elemen umat Islam dalam menjaga kondusifitas keamanan kota Solo,” katanya.
Surat permohonan pelarangan perayaan ritual As-syura ke beberapa instansi tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman beberapa tahun-tahun sebelumnya, seringkali perayaan ritual sesat Asyura yang dilakukan oleh penganut Syiah, telah menimbulkan gesekan atau konflik horizontal di masyarakat.
“Untuk itu surat-surat yang kita layangkan seperti ke Polda Jawa Tengah Kemenag Jawa Tengah Jawa Tengah dan kita tembuskan ke beberapa Polres di seluruh Jawa Tengah bertujuan agar aparat terkait dapat proaktif memantau perayaan-perayaan yang bisa menimbulkan gesekan horizontal di tengah-tengah masyarakat,” kata Agus.
Harapannya dikatakan Agus agar umat Islam ahlussunnah wal jamaah bisa lebih peka dengan masyarakat di sekitarnya, apabila ada perayaan-perayaan keagamaan yang menyimpang seperti yang dilakukan oleh para penganut Syi’ah, dapat diantisipasi lebih dini.