Jakarta, Panjimas – “Yahudi Pesek” adalah istilah yang dituliskan oleh KH. Luthfi Bashori pada akun beliau dan diramaikan oleh mantan Menteri BUMN Said Didu, yang kemudian ramai diperbincangkan publik saat eskalasi konflik Palestina-Zionis, sedang naik hingga trending di jejaring twitter.
Berikut ini sebuah tulisan kritis yang ditulis oleh Tim AMAL (Aswaja Menangkal Aliran Liberal) berkaitan fenomena kemunculan adanya “Yahudi Pesek” yang belakangan muncul dan meramaikan situasi dunia media sosial yang ada di negara kita.
Yahudi Pesek yang dimaksud adalah orang non Yahudi, khususnya warga Indonesia yang dengan begitu getol menyudutkan perjuangan warga Palestina atas Penjajahan Zionis Israel, umumnya mereka menyudutkan Hamas yang diketahui memberikan perlawanan terhadap Zionis Israel.
Sebagian dari Yahudi Pesek tersebut menyebut, bahwa Hamas dibiayai oleh Wahabi, sebagian lagi mempertanyakan dana yang didapatkan Hamas sehingga mampu membiayai rudal yang nilainya sangat mahal.
Ada juga yang menyatakan bahwa Israel hanya membela diri sendiri karena selalu diserang Hamas, bahkan sebagian dari mereka melabeli Hamas sebagai teroris.
Yang cukup membikin rakyat Indonesia sangat geram, adalah statement yang menyatakan bahwa: ”Palestina dan Israel bukan urusan kita (Indonesia), melainkan urusan mereka, bangsa Arab dan Yahudi. Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” sebagaimana dilansir dari Berita Satu di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Apapun opini dan statement yang diutarakan oleh para Yahudi Pesek tersebut, muara dan arahnya ada pada satu titik, yaitu tidak suka dengan Umat Islam, bahkan tidak menutup kemungkinan sebagian dari mereka, memang agen yang dibiayai Yahudi, agar mampu mempengaruhi warga Indonesia dari mendukung Palestina beralih mendukung Israel.
Para Yahudi Pesek tersebut tidak hanya terdiri dari kalangan non muslim, mereka juga terdiri dari muslim yang diketahui berpandangan liberal.
Bahkan sebagian juga, ada yang mendeklarasikan diri melalui akunnya dengan menyandang gelar Ustadz, seperti contoh “Ustadz Abu Janda”.
Kesimpulan bahwa mereka tidak suka terhadap Umat Muslim, ini bukanlah kesimpulan tanpa dasar.
Perlu diketahui bahwa sebenarnya orang yang mengaku Islam, namun menjadi duri dalam daging, sudah ada sejak masa Rasulullah ﷺ, orang-orang tersebut digelari “Munafiq” oleh Allah ﷻ, dan keberadaan mereka pada masa Nabi ﷺ dipelopori oleh Abdullah Bin Ubay.
Abdullah Bin Ubay mendeklarasikan diri sebagai pemeluk agama Islam, namun apa yang dilakukannya di Madinah justru selalu merugikan umat muslim.
Tak tanggung-tanggung, Abdullah Bin Ubay bahkan memberikan informasi rahasia umat Muslim, agar kaum Yahudi dan kaum Musyrikin di Makkah dapat mengalahkan Rasulullah ﷺ, sebagai gantinya dia mengharapkan imbalan dari kaum kafirin.
Perbuatan Abdullah Bin Ubay tersebut merupakan asbabunnuzul dari ayat Al-Qur’an yang berbunyi :
لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَن تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ ۗ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai teman dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).
(QS Ali Imran, 28)
Penampilan orang-orang munafik sama sekali tidak berbeda dengan kaum muslimin secara umum.
Mereka memakai nama-nama yang islami yang tidak menyelisihi umat Islam di daerah mereka tinggal, namun hati mereka menyelisihi tampilan fisiknya.
Mereka bersahabat dengan Yahudi bahkan, menjaga image dan eksistensi Yahudi di negeri-negeri Islam.
Sedangkan dugaan kemungkinan sebagian dari mereka adalah agen, kami akan menunjukkan sedikit fakta keberadaan Zionisme di Indonesia.
Salah satu penyusupan agenda zionisme adalah menggunakan lembaga atau yayasan seperti Freemasonry dan Rotary Club.
Di Indonesia kedua organisasi ini kerap menggunakan bakti sosial dan kegiatan kemanusiaan lainnya dalam menjajakan brand dan subliminal message bagi masyarakat Indonesia.
Dengan moto “Pelayanan Tanpa Pamrih” padahal semua hanya dalih saja untuk menyamarkan keyahudiannya.
Rotary Club adalah sayap organisasi dari Freemasonry yang merupakan organisasi intelijen Zionis Yahudi.
Rotary Club didirikan oleh Percy Paul Harris, seorang keturunan Yahudi Amerika, sekitar bulan Februari 1905 di kota Chicago Amerika Serikat.
Organisasi ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan dukungan dana yang luar biasa kuat dengan cabang di 80 negara termasuk Indonesia, sekitar 6800 Rotary Club ada di dunia, dengan anggota sekitar 327.000 aktifis.
Rotary Club adalah organisasi bawah tanah Zionis Israel, yang beranggotakan kaum usahawan, tenaga ahli, Intelektual (mahasiswa dan dosen) sebagai anggota penuhnya, sedangkan orang-orang umum dan pelajar sebagai anggota kelas lebih rendah.
Ridwan Saidi dalam buku Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, menyatakan secara lebih gamblang, bahwa Rotary Club awalnya didirikan untuk menunjang perjuangan mendapatkan tanah air bagi orang-orang Yahudi.
Anggota Rotary sendiri adalah kalangan pengusaha yang menunjang dana bagi terbentuknya Negara Israel.
Dari sederet fakta tentang keberadaan Rotary Club organisasi Zionis yang sukses di Indonesia, maka dapat diambil dugaan kuat bahwa kemungkinan sebagian besar Yahudi Pesek di Indonesia adalah bagian dari agen mereka.
Di sini dapat kita ketahui bahwa sejarah masa lalu akhirnya terulang kembali, orang-orang Yahudi berusaha terus menjalin hubungan dekat dengan para munafik dari dahulu hingga sekarang dengan menawarkan keuntungan duniawi.
Jika dahulu orang-orang Yahudi melindungi Abdullah bin Ubay, maka sekarang donatur-donatur Yahudi juga melindungi agen-agen mereka yakni “Yahudi Pesek” yang berada di negeri muslim.
Israel dengan senang hati bersedia membiayai organisasi-organisasi yang mereka dirikan, memberikan beasiswa ke sekolah-sekolah terkenal agar mereka memiliki image cendekiawan, dan mempopulerkan mereka melalui media-media.
Oleh karena itu, Allah katakan mereka orang munafiq (Yahudi Pesek) dengan Yahudi adalah saudara. Firman Allah ﷻ:
أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلاَ نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir dari golongan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) : “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (QS. Al-Hasyr: 11).
Berkenaan dengan sudut pandang hukum, ulama’ berbeda pendapat mengenai orang-orang muslim, namun menjadi pembantu bagi orang kafir yang melakukan kejahatan terhadap Umat Islam.
Sebagian ulama’ berpendapat mereka telah menjadi golongan kafir dalam artian murtad, namun sebagian lagi menyatakan mereka tetap muslim namun mereka berdosa dan terhina sebagaimana orang kafir.
Ulama’ yang berpendapat mereka telah jatuh di dalam kekafiran salah satunya adalah Imam Thabari, dalam tafsirnya :
قوله تعالى: {ومَنْ يَتَوَلَّهُم مِنْكُم فَإِنَّهُ مِنْهُم}:”
“(Orang dari kalian yang menjadi pembantu mereka (orang kafir), maka sesungguhnya dia bagian dari mereka (orang kafir))”
Ketika menafsiri ayat tersebut, beliau menyatakan :
فَإِنَّ مَن تَولَّاهُمْ ونَصرهُم عَلى المؤْمِنِينَ, فَهُوَ مِنْ أَهْلِ دِينِهم ومِلَّتِهِم ؛ فَإِنَّهُ لا يَتولّى مُتَوَلٍّ أَحَدًا إِلّا وَهُوَ بِهِ وَبِدينِهِ وما هُوَ عَلَيهِ راضٍ, وَإِذا رَضِيَهُ ورضيَ دِينهُ فَقَدْ عادَى ما خالَفَهُ وسخِطَهُ , وصارَ حُكمُهُ حُكمَهُ”
Maka sesungguhnya barang siapa yang membantu dan menolong orang kafir untuk mengalahkan kaum muslimin, ia adalah bagian dari agama mereka (menjadi kafir).
Maksudnya, orang yang meridlai non Muslim karena agamanya, maka orang tersebut sama dalam hukum (kufur).
Namun ada juga di antara para ulama’ yang menyatakan mereka tidak jatuh dalam kekafiran.
“وَمَنْ تَوَلَّاهُمْ بِأَفْعَالِهِ دُونَ مُعْتَقَدِهِ وَلَا إِخْلَالٍ بِإِيمَانٍ فَهُوَ مِنْهُمْ فِي الْمَقْتِ وَالْمَذَمَّةِ، وَمَنْ تَوَلَّاهُمْ فِي الْمُعْتَقَدِ فَهُوَ مِنْهُمْ فِي الْكُفْرِ” .
“Barang siapa yang membantu mereka (orang-orang kafir
memerangi Islam) dengan
perbuatannya, bukan dengan i’tikadnya dan tidak menyelisihi dengan imannya maka dia bagian dari mereka (orang kafir) dalam hal dosa dan hinanya, dan barang siapa menjadi pembantu mereka dalam hal aqidah, maka dia bagian dari mereka dalam hal kekafiran”.
Dari uraian di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa “Yahudi Pesek” merupakan pengkhianat bagi umat Islam, mereka disebut munafiq oleh Allah dan kriterianya adalah, senang bersaudara dengan orang-orang kafir yang memusuhi Islam, sebaliknya mereka memusuhi umat islam dan menjadi duri dalam daging.
Mantan Menteri BUMN Said Didu, menemukan identitas khas akun-akun Yahudi Pesek, mereka gemar menggunakan hastag #Pancasila #NKRI , atau lebih mudah lagi disebut, mereka adalah orang-orang yang selama ini paling gemar berkoar-koar ‘paling pancasilais’ dan gemar menuduh yang lain radikal.