DEPOK (Panjimas.com) – Meski sudah wafat, Ustadz Insan Mokoginta masih meninggalkan warisan ilmu yang luar biasa. Selain puluhan buku karya tulisnya, Ustadz Insan juga sering memberikan solusi praktis tanya jawab bagi kaum Muslimin.
Salah satunya adalah terobosan Ustadz Insan, untuk mengganti ucapan selamat natal, yang menjadi polemik di tengah umat Islam. Ia memberikan solusi jitu, bagi Kaum Muslimin untuk tetap menjaga kerukunan beragama, tanpa harus mengorbankan aqidah. Berikut ini liputan Panjimas.com, enam tahun lalu lewat Ustadz Insan Mokoginta, semoga bermanfaat.
Ustadz Insan Mokoginta, pakar Kristolog yang produktif menulis buku-buku perbandingan agama, memberikan solusi cerdas mengganti ucapan selamat natal.
Menurut Ustadz Insan, menjaga muamalah dengan baik terhadap orang-orang Kristen bukan hal yang dilarang dalam Islam, bahkan diperintahkan demikian.
“Banyak umat Islam yang bekerja di perusahaan, kantor atau yang kebetulan yang atasannya beragama Kristen; bosnya Kristen atau komandannya Kristen. Mereka setiap hari raya Idul Fitri mengucapkan selamat Idul Fitri -meskipun umat Islam tidak memintanya- terus bagaimana jika hari Natal?” tanya Ustadz Insan Mokoginta saat diwawancarai jurnalis Panjimas.com, di Jakarta, Jum’at (19/12/2014).
Namun, setiap Muslim harus bisa menjaga batas-batasnya agar sikap toleransi tidak melahirkan penyimpangan terhadap Syariat Islam.
“Kalau kita tidak memberikan ucapan Natal dianggap tidak toleran, tetapi kalau kita ucapkan selamat natal kita berdosa, karena sama saja kita merestui, memberikan kesaksian kelahiran Yesus yang dianggapnya Tuhan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Ustadz Insan mengimbau kepada umat Islam di berbagai kalangan untuk tetap memegang teguh aqidah sebagai seorang Muslim. Tidak perlu mencari-cari dalih untuk membolehkan ucapan selamat natal, seperti terpaksa, hanya sekedar basa-basi atau selama hatinya tidak membenarkan, sebagaimana orang-orang liberal.
Di sisi lain, Ustadz Insan Mokoginta pun memberikan solusi pengganti ucapan selama untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan antar umat beragama.
“Jalan satu-satunya, solusi yang terbaik ketika bertemu orang-orang Kristen saat hari raya Natal, jangan ucapkan selamat Natal, tetapi kita ganti ucapan itu dengan doa; ‘semogga Allah memberi petunjuk dan hidayah’ atau ‘semoga anda diberi petunjuk dan hidayah’ boleh juga ‘semoga anda mendapat hidayah’. Biasanya mereka kaget dengan ucapan itu, nah berikan penjelasan; ini kan doa yang baik buat bapak/ibu dari saya, masa orang doakan kebaikan ngga suka?’” jelasnya.
Ustadz Insan mengungkapkan mendoakan orang kafir agar mereka mendapatkan hidayah diperbolehkan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sirah nabawiyah ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”.
“Nah, sebenarnya doa itu intinya adalah kita mendoakan agar mereka diberi hidayah oleh Allah dan masuk Islam. Tapi doa itu kan halus dan baik juga untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama,” tutupnya. [AW]