Jakarta (Panjimas.com) – Belum lama ini, Kamis (14/9/2019) Sekolah Islam Terpadu Fajar Hidayah mendapat Penghargaan Silver Medal dari Kementerian Luar Negeri Republik Ceko di Kediaman Duta Besar Republik Ceko, Ivan Hotek di Jl. Imam Bonjol No. 23 Jakarta Pusat.
Pemberian penghargaan tersebut terkait acara Czech Day di Sekolah Islam Terpadu Fajar Hidayah pada hari Sabtu, 26 Januari 2019 lalu yang dihadiri oleh Duta Besar Ceko di Jakarta dan Staff Kedutan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, serta sejumlah Pemerhati Pendidikan dan Tokoh Masyarakat dan orang tua siswa.
“Kegiatan tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari Kedutaan Besar Republik Ceko di Jakarta,” kata Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Fajar Hidayah H. Mirdas E.Y., Lc.M.Si kepada Panjimas usai menerima penghargaan di Kediaman Duta Besar Republik Ceko, Ivan Hotek.
Penghargaan khusus ini diberikan langsung oleh Duta Besar di kediamannya dan diterima oleh pendiri yayasan, Mirdas Eka Yora dan Draga Rangkuti. Selain memberikan penghargaan pada Fajar Hidayah, Ivan juga memberi penghargaan kepada beberapa juara lomba karya seni internasional (Fine Art) Lidice.
Mirdas mengatakan, Fajar Hidayah merupakan sebuah sekolah yang mengajarkan toleransi dalam perbedaan pada anak-anak dengan melakukan pendekatan sosial. Ini hal yang penting dan harus diajarkan sebagai kebiasaan mendasar untuk masa depan.
Sekolah yang terletak di Cibubur ini dinilai mampu mengajarkan kebersamaan dan menerima perbedaan. Hal-hal ini bahkan dimasukkan sekolah dalam bentuk kurikulum dan mengajak siswa-siswinya untuk lebih mengeksplorasi negara lain baik dari sisi budaya, adat istiadat, pendidikan, makanan, dan nilai sejarahnya.
Hal lain menurut Ivan yang juga penting adalah perhatian sekolah kepada anak-anak yatim dan tidak mampu. Sekolah mampu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta saling menghargai untuk kehidupan yang lebih baik.
Fajar Hidayah terhitung memiliki 500 siswa yatim piatu. Kebanyakan mereka berada di Aceh dan dibuka pertama kali setelah kejadian tsunami yang melanda wilayah tersebut. “Kita ingin meluruskan konsep rahmatan lil alamin dengan suatu keterbukaan. Keterbukaan dimulai dengan saling mengenal dan menghilangkan persepsi,” katanya.
“Kita tidak perlu perang. Perang itu menyakiti. Orang pertana yang akan menderita ketika perang itu terjadi adalah anak-anak dan wanita,” lanjutnya.
Setelah berkunjung ke Fajar Hidayah di Aceh dan di Kota Wisata-Cibubur, Mirdas merasakan Fajar Hidayah sekolah Islam yang sangat ramah, menanamkan dan mampraktikkan toleransi dengan baik dan indah.
Mirdas mengaku bersyukur atas penghargaan ini. Penghargaan ini dianggap sebagai apresiasi atas upaya yang dilakukan lembaga dalam mengenalkan dan mempromosikan keindahan Islam dan toleransi dalam tatanan hubungan global dan komunitas Muslim dengan dunia internasional. “Ini penghargaan yang kita syukuri sekali, terutama sebagai sekolah Islam. Apalagi ini langsung dari Kementerian Luar Negeri Republik Ceska,” ujar Mirdas.
Ia menyebut dalam mengajarkan toleransi dan menerima perbedaan secara lebih global, sekolahnya sering melakukan kegiatan International Week. Di mana kegiatan tersebut mengajak siswanya mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang sebuah negara dan dikreasikan dalam bentuk pameran di dalam kelas. Mereka bisa mengkreasikan dari sisi arsitektur, budaya, bahkan makanan dan minuman khas negara tersebut. (des)