SOLO, (Panjimas.com) — Iringan siswa-siswi kelas 6 SDIT Nur Hidayah Surakarta terlihat menyejukkan pandangan mata dan hati saat berjalan menuju panggung utama. Berbalut jilbab warna-warni dengan gaun putihnya, para siswi terlihat anggun. Sedangkan para siswa berbusana koko putih lengkap dengan songkok hitam, khas melayu tampak gagah.
Pada Sabtu (02/02) pagi lalu, sejumlah 140 siswa-siswi kelas 6 SDIT Nur Hidayah Surakarta mengikuti acara Khotmil Qur’an juz 29 dan 30 di Rumah Makan Taman Sari Colomadu yang mengusung tema “Kupersembahkan Mahkota Cahaya Terindah untuk Ayah Bunda”.
Acara diawali dengan pembacaan surat Al Fatihah dan do’a belajar Al Qur’an metode Littaqwa. Kemudian, dilanjutkan dengan menghafalkan surat Al-Mulk dan An-Naba’ oleh semua peserta khotmil qur’an.
Suasana semakin syahdu ketika ananda Radyv Abdul Al-Aly melantunkan surat Al Isra yang kemudian disaritilawahkan oleh ananda Firdausi Nur Baiti.
Puncak acara adalah imtihan atau uji publik hafalan juz 29 dan 30 yang dipandu oleh Ustadz Mulyadi S. Ag dan Ustadz Darussalam, S.Pd.I. Di sini pemandu akan memilih secara acak peserta yang diuji dan diberi soal hafalan secara acak juga.
Selesai sesi imtihan dilanjutkan salam takdzim kepada orangtua. Para peserta turun dari panggung menuju kepada orangtuanya untuk menyerahkan mahkota sembari memohon doa kepada masing-masing orangtua. Suasana mengharubiru ketika sang anak menyematkan mahkota kepada ayah atau ibunya. Derai airmata bahagia penuh kesyukuran diiringi lantunan doa orangtua menyambut dan memeluk putra-putri mereka.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat yang menyatakan telah selesai menghafalkan juz 29 dan 30. Acara dilanjutkan dengan tausyiah oleh Ustadz Muhammad Shofi Al Mubarok Al Hafidz. Beliau pun menyampaikan pentingnya peran orangtua untuk mendekatkan keluarga dengan Al Qur’an.
“Allah akan memberikan banyak kemuliaan kepada mereka yang hafal Al Qur’an. Salah satunya adalah bagi seorang anak, kelak di akhirat mereka akan mempersembahkan mahkota cahaya kepada orangtuanya. Oleh karenanya para orangtua hendaknya mendoakan dan berikhtiar secara sungguh-sungguh agar anak-anak cinta Al qur’an, membaca, menghafalkan, dan mengamalkan sebagaimana Rasul Muhammad teladankan,” demikian nasihatnya.
Guirena Gahara Esthi Nugraha (11 tahun) salah satu siswa kelas 6D mengungkapkan, “Tadi deg-degan saat diminta berdiri dan diuji di depan tamu yang hadir. Alhamdulillah lancar. Nah, ketika salam takdzim kepada ibu, tidak tahu kenapa tiba-tiba menangis saat menyematkan mahkota. Apalagi saat ibu memeluk dan mendoakan aku. Pokoknya aku sangat bersyukur bisa ikut dalam acara ini”.
Sementara itu, Muhammad Makmur, selaku perwakilan orang tua walimurid menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini, “Kami, selaku perwakilan dari orangtua walimurid menyampaikan terimakasih kepada para ustadz/ah atas bimbingannya selama ini. Dan kami sangat bersyukur atas terselenggaranya acara ini. Moment ini menjadi pelecut bagi kami untuk terus memotivasi diri kami dan keluarga agar senantiasa dekat dengan Al Qur’an”.
Adapun, Ustadz Ali Mashudi Al Hafidz, selaku Koordinator Bidang Al Qur’an di SDIT Nur Hidayah menyampaikan, “Acara Khotmil Qur’an juz 29 dan 30 ini merupakan salah satu wujud ketuntasan pembelajaran Al Qur’an yang ditetapkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. Di mana JSIT menetapkan target hafalan Al Qur’an unit SD adalah juz 29 dan 30. Alhamdulillah, melalui pembelajaran al qur’an metode Littaqwa dan adanya program tahfidz pagi yang dilaksanakan di SDIT Nur Hidayah serta atas ridho Allah, apa yang ditargetkan oleh JSIT bisa kami penuhi.”[IZ]