SLEMAN, (Panjimas.com) – Dalam sejarahnya Yogyakarta pernah mengalami berbagai macam bencana alam, mulai dari tsunami, gempa bumi, puting beliung, tanah longsor, kekeringan sampai erupsi Gunung Merapi.
Salah satu langkah untuk meminimalisasi resiko jatuhnya korban jiwa adalah melakukan edukasi mitigasi tanggap bencana kepada masyarakat khususnya di Yogyakarta.
Dalam kegiatan bertajuk ‘Humanity Day’ yang dilakukan pada Rabu, (30/1) Tim DER (Disaster Emergency Response) – ACT DIY memberikan pelatihan mitigasi kebencanaan kepada siswa-siswi MA Miftahunnajah di Ngaglik, Sleman.
Dalam mitigasi kali ini, para siswa diajak untuk mengenal berbagai potensi bencana khususnya di Yogyakarta, serta langkah penyelamatan diri jika suatu saat terjadi bencana.
Pelatihan pertama yang diberikan adalah teknik evakuasi kebakaran serta tata cara pemadaman api menggunakan kain basah dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), pada kesempatan tersebut para siswa diajak melakukan pemadaman api secara aman.
Setelah pelatihan pemadaman api, mitigasi berikutnya adalah tentang langkah evakuasi gempa bumi, hal tersebut karena dalam sejarahnya Yogyakarta pernah mengalami bencana gempa bumi yang mengakibatkan meninggalnya ribuan jiwa.
Terakhir mitigasi yang diberikan berupa respon siaga erupsi gunung Merapi, hal tersebut karena lokasi MA Miftahunajah terletak tidak jauh dari Gunung Merapi dan didekat sekolah tersebut terdapat sungai yang memiliki potensi untuk dialiri lahar dingin dari Gunung Merapi.
Mirza siswa kelas X yang tengah mengikuti pelatihan Humanity Day mengucapkan “Terimakasih kepada ACT DIY atas pelatihan yang telah diselenggarakan, pelatihan seperti ini sangat bermanfaat bagi kemampuan penyelamatan diri siswa dan juga pelatihan seperti ini penting untuk dilakukan di sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Sementara itu pihak Sekolah Izzudin, dalam sambutannya juga menyampaikan pentingnya edukasi kebencanaan bagi para siswa untuk minimal mengerti langkah evakuasi penyelamatan diri saat bencana
“Kami memiliki preseden dengan bencana khususnya kebakaran, kami berada di wilayah yang di mana gempa adalah biasa, kami berada di zona tiga siaga merapi sehingga menjadi jelas keahlian mitigasi bencana menjadi niscaya dan karena itu kami berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada mitra kami ACT DIY yang telah mendampingi sekolah kami dalam rangka membangun sekolah siaga bencana,” paparnya. [RN]