JAKARTA, (Panjimas.com) – Untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan korban bencana, ACT melengkapi diri dengan berbagai armada kebencanaan. Baru-baru ini, sebuah truk tangki pendistribusi air bersih digunakan untuk mengirimkan keperluan air bersih bagi korban tsunami di Selat Sunda.
Ahmad Rifai selaku Koordinator Humanity Mobile Watertank ACT di Indonesia mengatakan, truk yang digunakan ACT untuk mendistribusikan air bersih ialah Hino 500 dengan kapasitas mesin hingga 7ribu cc. Kendaraan besar ini merupakan varian terbaru yang dikeluarkan Hino untuk jenis truk. “Truk ini dapat memuat sampai 10ribu liter dalam tangkinya,” jelas Rifai, Senin (14/1).
Truk yang baru selesai perakitan itu, kini sedang bertugas mendistribusikan air bersih untuk korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang. Tugas pertamanya ialah mendistribusikan air bersih ke wilayah Kecamatan Sumur yang menjadi salah satu lokasi terparah terdampak tsunami. Jalan berliku, naik turun dan rusak menjadi perjalanan pertama kalinya.
Kini, Humanity Mobile Watertank terus berkeliling Kabupaten Pandeglang, menjangkau lokasi-lokasi terdampak bencana yang sulit mengakses air bersih. “Alhamdulillah sampai sekarang Humanity Mobile Watertank masih mendistribusikan air bersih ke wargawarga yang terdampak tsunami. Air bersih ini dari penyaluran dana zakat masyarakat Indonesia melalui Global Zakat,” imbuh Rifai.
Selain di Indonesia, Mobile Watertank ACT juga beroperasi di Palestina. “Di sana, ada 2 armada Mobile Watertank. Setiap harinya, armada ini berkeliling seantero Gaza untuk memberikan air bersih kepada warga. Seperti yang kita tahu, kualitas air di Gaza amat buruk akibat kontaminasi senjata perang,” kata Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT.
Selain truk tangki air bersih, armada lain yang ACT miliki untuk melayani korban bencana ialah Humanity Food Truck. Saat ini satu armada Humanity Food Truck sedang bertugas di Palu, Sulawesi Tengah memasak untuk korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di sana. Sedangkan satu lagi sedang tahap penyelesaian di salah satu karoseri. “Perakitan Humanity Food Truck terbaru sedang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah,” tambah Rifai.
Pertama kali diluncurkan pada Mei 2017, Humanity Food Truck juga melayani pemberian makan gratis bagi masyarakat prasejahtera selama bulan Ramadan. Dalam pengoperasiannya di masa kebencanaan dan bulan puasa, Humanity Food Truck didukung oleh Global Zakat. Amanah zakat masyarakat Indonesia disalurkan melalui layanan makanan gratis Humanity Food Truck bagi mereka yang membutuhkan, seperti korban bencana dan warga kurang mampu.
Untuk pendistribusian logistik bantuan, ACT juga memiliki truk boks. Di wilayah bencana, kendaraan ini biasa digunakan membawa paket pangan seperti beras, telur, biskuit, air mineral kemasan dan lain sebagainya. Paket pangan ini dibawa dari gudang tempat penyimpanan yang ada di daerah ke posko-posko wilayah ACT yang tersebar di berbagai wilayah terdampak bencana.
Sedangkan untuk keperluan menyisir wilayah terdampak bencana dan evakuasi, ACT memiliki mobil dobel kabin dan bak di belakang. Kendaraan berpenggerak empat roda atau 4 wheel drive (4WD) ini digunakan untuk kemudahan mengakses wilayah yang terjal dan tak mungkin diakses kendaraan jenis lain. “Kami menggunakan beberapa merek pabrikan, mobil 4WD ini sanggup di medan yang agak berat seperti menanjak juga jalan berlumpur,” kata Rifai.
ACT juga melengkapi mobilitas penanganan kebencanaan dengan mendatangkan motor trail. Motor berkaki tinggi dan roda kasar ini digunakan untuk menyisir daerah yang tak bisa dijangkau mobil dan terlalu jauh dengan berjalan kaki. Pengangkutan logistik juga bisa menggunakan motor ini.
Tak hanya itu, demi melayani warga terdampak bencana, ACT juga menghadirkan sebuah ambulans pre-hospital. Kendaraan tim medis ACT ini di dalamnya menyediakan peralatan penunjang sebelum korban bencana dirawat lebih lanjut di rumah sakit. Tim medis ACT juga memiliki ambulans dari kendaraan dobel kabin berpenggerak empat roda.
Seluruh armada kebencanaan ACT tersebut saling menopang satu sama lain, menjangkau sebanyak-banyaknya korban bencana maupun krisis kemanusiaan yang membutuhkan pertolongan dengan cepat. [RN]