SUKOHARJO, (Panjimas.com) — Dalam rangka memperingati momen Miladnya yang ke-9, Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh.Djazman Universitas Muhamadiyah Surakarta menggelar talk show bertajuk “sampah dan manusia”.
Sampah pun dinilai masih menjadi problem serius bagi manusia modern dewasa ini.
Milad HW UMS yang jatuh tepat pada tanggal 10 Januari tersebut menjadi momentum refleksi bagi seluruh anggota Hizbul Wathon dan semua elemen masyarakat secara umum, khususnya berkaitan dengan perlakuan terhadap sampah.
Sampah menjadi problem utama bagi permasalahan lingkungan yang terjadi di tengah-tengah umat. Setiap hari setiap orang memproduksi sampah namun, hingga kini belum semua sampah mampu diproduksi ulang sebagai sebuah karya yang bisa mengangkat “derajat” sampah.
“Kami mengajak kawan- kawan mahasiswa dan masyarakat yang lainnya lebih peduli dengan lingkungan, mengurangi konsumsi sampah dalam kehidupan sehari-hari serta bersahabat dengan sampah, dan dapat mengelola sampah untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat terutama sampah plastik”, ujar Ketua HW UMS Rido Wahyudi.
Acara yang berlangsung di Griya Mahasiswa Kampus 1 UMS ini menghadirkan para pakar lingkungan dari intern Muhammadiyah seperti Miftahul Arrozaq seorang aktivis lingkungan pendiri Bank Sampah Kreasi Solo, sekaligus akademisi UMS. Selain itu, hadir pembicara berikutnya Ismokoweni selaku Ketua LLHPB PD ‘Aisyiyah Sukoharjo.
Kedua pembicara yang hadir memberikan pesan kepada seluruh peserta untuk selalu bersikap bijak dengan sampah serta berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan sampah, sehingga kita bisa ‘zero waste’.
“Kami selaku penyelenggara talk show berharap anak-anak muda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa yang baik harus ambil peran dan menjadi garda terdepan untuk mengatasi permasalahan sampah, mulai dengan kampanye di masyarakat, edukasi kemasyarakat, dan lebih khusus lagi dimulai dari diri sendiri dan orang- orang yang ada di sekitar kita”, imbuh Rido Wahyudi.
Rido pun mengatakan jika HW UMS sudah memiliki program terkait lingkungan seperti bersih jalur gunung, pemanfaatan sampah melalui komunitas sampah, dan diskusi.[IZ]