SOLO, (Panjimas.com) — Civitas SDIT Nur Hidayah Surakarta menggelar “Aksi Peduli untuk Korban Gempa dan Tsunami Banten dan Lampung” pada hari Rabu (09/01/2019) pagi.
Kegiatan ini diawali dengan membaca ummul kitab surat Al-Fatihah. Kemudian, dilanjutkan dengan sholat Ghaib untuk seluruh korban gempa dan tsunami Banten dan Lampung.
Sebelum memulai sholat Ghaib, Ustadz Mulyadi, S.Ag. selaku Imam sholat meminta semua peserta untuk berdiri, merapatkan dan merapikan shaff.
“Sholat ghaib adalah sholat jenazah yang jenazahnya tidak berada di dekat kita tapi berada di tempat yang jauh, yaitu Banten dan Lampung. Tata cara sholat ghaib yaitu posisi berdiri dengan 4 kali tarbir. Takbir pertama membaca Al- Fatihah, takbir kedua membaca Sholawat, takbir ketiga membaca doa untuk jenazah, dan takbir keempat doa untuk keluarga jenazah, lalu salam,” ujar Mulyadi sebelum sholat dimulai.
Sholat ghaib pun dimulai. Tampak semua siswa dan guru khusyuk melaksanakan sholat ghoib. Usai sholat Ghaib, Ustadz Mulyadi memimpin doa untuk para korban gempa dan tsunami di Banten dan Lampung.
Acara dilanjutkan dengan taushiyah dari Ustadz Waskito, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDIT Nur Hidayah Surakarta. Sebelum memberikan beliau mengajak dan memimpin dzikir dan sholawat atas Nabi.
Dalam sambutannya Waskito menuturkan, “Kita sebagai umat muslim harus memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Sikap kepedulian dan tolong-menolong ini diberikan untuk siapa pun tidak mengenal suku, agama, ras, maupun budaya. Hal ini dikarenakan kita adalah satu bangsa dan satu tanah air yaitu Indonesia. Sikap empati dan peduli ini juga sesuai dengan pengamalan sila ke-2 Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Untuk itu, mari berikan infak terbaik untuk Banten dan Lampung.”
Aksi solidaritas berikutnya adalah pembacaan puisi “Membaca Tanda-tanda” karya Taufiq Ismail oleh salah satu siswi kelas 6C, Rameyza Kirana Dewi. Pembacaan puisi yang penjiwaan diiringi dengan backsound seakan membawa peserta menyelami makna puisi yang sangat sesuai dengan tema kegiatan.
Usai pembacaan puisi dan acara ditutup, para siswa mengantre memasukkan infak munasharah ke kotak infaq yang sudah disediakan.
Salah satu siswi kelas 5D, Aisyah menyampaikan, “Senang mengikuti kegiatan aksi ini karena bisa mendoakan dan membantu korban bencana gempa dan tsunami di Banten dan Lampung.”_
Sementara itu, Ketua Panitia, Sriyoko, S.Pd. menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian warga sekolah. Dengan memahami musibah apapun adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, maka diharapkan warga sekolah dapat memetik hikmah untuk lebih taat pada perintah Allah.”
“Adanya korban jiwa akan menyentuh rasa kemanusiaan para siswa untuk berempati dan peduli. Ketika beberapa musibah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, maka akan menyentuh rasa keIndonesiaan kita. Peduli sesama wujudkan nilai-nilai Pancasila”, tukasnya.
“Alhamdulillah, infaq munashoroh hari terkumpul Rp 38.026.000,- (Tiga puluh delapan juta dua puluh enam ribu rupiah), dan insya Allah akan disalurkan melalui JSIT Indonesia.”, tandasnya.[IZ]