SOLO (Panjimas.com) – “Islam-islam yes, kafir-kafir no, setan-setan wuss”. Begitulah teriakan ratusan anak-anak Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) usai mengikuti karnaval jalan sehat dan dilanjutkan mendengarkan dongeng di Masjid Al Huda Desa Pandean, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah pada Ahad, (25/12).
Santri-santri TPQ tersebut sedang mengikuti Silaturahmi Akbar Santri TPQ se-Nusantara ke VI. Artinya kegiatan ini sudah dilaksanakan enam tahun berturut-turut. Acara ini dilaksanakan dari tanggal 23 dan puncaknya 25 Desember.
“IM6 itu singkatan dari Indonesia Mendongeng yang mana tahun ini yang ke 6. Merupakan program tahunan silaturahmi akbar santri TPQ se-nusantara sebagai ajang silaturahmi antar santri TPQ,” jelas Abdul Wahab ketua Lembaga Koordinasi Gerakan TPQ Soloraya, Ahad, (5/12).
Di kota Solo acara ini diselenggarakan oleh LKG TPQ, Relawan Nusantara, Rumah Zakat dan Komunitas TPQ Solo Raya.
Selain di Solo, Indonesia Mendongeng IV ini juga diselenggarakan serentak di 30 Kota Besar. Seperti Jakarta, Aceh, Bandung, Kediri, Palu, Batam dan lainnya.
Di Solo Indonesia Mendongeng kali ini diselenggarakan di 29 Kecamatan Solo Raya.
Bagi para guru ngaji, ingin agar tiap tanggal 25 Desember dikenal sebagai hari mendongeng Islami.
Menurut Abdul Wahab dalam IM6 para santri TPQ mendengarkan Kisah Nabi, Sahabat, dan kisah Islami lainnya yang disampaikan ustadz pendongeng.
Diantara para pendongeng terkenal yang mengisi acara ini adalah Kak Wuntat dari Yogyakarta.
Selain mendongeng banyak rangkaian kegiatan seperti karnaval, perlombaan, penampilan puisi dan juga wisuda tahfidz anak-anak.
IM6 diadakan untuk meningkatkan semangat santri TPQ untuk mengaji dan membentengi aqidah santri TPQ dari kritenisasi.
“Harapannya dengan adanya IM6 ini, santri TPQ tetap cinta mengaji di TPQ daerah masing-masing dan tidak ada lagi kristenisasi kepada santri TPQ baik perkotaan hingga perdesaan,” tandas Abdul Wahab. [ZK]