Oleh: Zeng Wei Jian, Kolomnis
PANJIMAS – Jokowi-Maruf akan kalah. Indikatornya; show of force reuni 212 mengerdilkan Joko’s active soft-kill countermeasures di acara Peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal.
Acara Joko hanya dihadiri sedikit orang. Kasian. Momentum ada di tangan Umat Islam.
Hard preventive action seperti intimidasi, disinformasi, cekal, deployment tentara & brimob, black propaganda dan lain-lain tidak mampu mematahkan psychomagnetic dan acoustic ghiroh Reuni 212.
Tahun lalu, tengah malam, saya liat persiapan reuni pertama. Tadi malam, saya liat-liat persiapan reuni kedua 212. A History in the making.
Tahun ini begitu masif. Para mujahid datang, seperti gelombong air. Pelan, tapi tak berhenti. Terus mengalir. Dari Malang, Jawa Timur, Madura, Bali dan sebagainya. Saya kira, ada perwakilan dari seluruh provinsi.
Benar saja, Ghiroh Islam itu belum padam. Reuni kedua 212 bahkan lebih masif dari aksi aslinya.
Pergeseran posisi politik dan mental shifting dari KH Maruf Amin, Ngabalin, Kapitra, Denny JA dan Farhat Abbas dikompensasi oleh bertambahnya non muslim ke dalam barisan 212.
Jika dulu hanya ada Lieus Sungkharisma, sekarang ada Ho Kiat, Yap Hong Gie, Martin, Chen Yi Jing alias Chandra Suwono, Sangap Surbakti, Eki Lenon dan sebagainya.
Siang ini, foto drone membungkam Denny JA. Semalam dia masih prediksi “hanya” 30 ribu orang yang akan hadir. Jauh di bawah mass gathering Maha Kumbamela yang dipadati 13 juta umat Hindu di Sungai Gangga.
Semua Jokower galau dan gigit jari. Shock melihat operasi senyap para mujahid.
Tim sebar hoax rezim yang bergaya seolah-olah personil elite Batallion für Operative Information 950 dari Zentrum Operative Information German Bundeswehr mati kutu. Diam seribu bahasa. Mereka terkapar dengan posisi mental feminine submissiveness.
Beri mereka air aqua…!!