Oleh: Asyari Usman, Penulis adalah wartawan senio
PANJIMAS – Alhamdulillah, Reuni 212 hari ini (2/12/2018) berjalan lancar dan damai. Tidak ada insiden. Alhamdulillah pula berkali-kali, Allah sediakan cuaca yang sangat bagus. Cerah, tidak terlalu panas.
Hari ini, kaum muslimin dan umat dari agama lain telah menyampaikan pesan yang lantang dan jelas. Pesan kepada semua pihak. Terutama kepada para pemangku kekuasaan. Juga kepada media besar yang mencoba menggiring publik untuk menelan opini beracun (toxicated opinion) mereka.
Ada tiga pesan penting yang disuarakan di Monas.
Pertama, pesan bahwa umat Islam bukan musuh Pancasila dan NKRI. Bukan musuh keberagaman dan keberagamaan. Kehadiran mereka dalam jumlah jutaan, 5-6 juta orang, membuktikan bahwa kaum muslimin akan selalu menghargai proses demokrasi yang damai dan tertib.
Kedua, pesan bahwa kaum muslimin tidak akan menerima penjabaran dan pengelolaan kekuasaan secara semena-mena. Pesan tegas bahwa kaum muslimin bukan objek politik yang bisa digertak-gertak atau diintimidasi. Pesan bahwa cara-cara kotor yang dilakukan terhadap umat, hanya akan mempermatang reaksi damai mereka.
Ketiga, pesan lantang dari Monas adalah bahwa perubahan kepemimpinan nasional yang berlangsung secara konstitusional lewat agenda demokrasi tahun 2019 merupakan aspirasi yang solid dan “non-negotiable”. Aspirasi yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Pesan bahwa kaum muslimin tidak rela kekusaan yang ugal-ugalan ini berlanjut sampai 2024. Reuni hari ini menyatakan dengan tegas bahwa pengelolaan kekuasaan sekarang ini dilakukan secara semberono.
Mengiringi ketiga pesan lantang dan jelas itu, umat juga mengirimkan isyarat yang tidak ambiguitas. Bahwa proses demokrasi yang mengagendakan pilpres tahun depan, akan dikawal dengat ketat dan smart. Umat akan melakukan cara-cara yang terhormat dan konstitusional dalam menolak perpanjangan mandat pimpinan nasional tahun depan.
Kaum muslimin dan umat lainnya menyadari betul bahwa para penguasa dzolim akan berusaha mempertahankan kekuasaan mereka. Umat sangat sadar bahwa para penguasa itu sangat mungkin akan melakukan cara-cara yang tak terhormat untuk menjabarkan agenda-agenda yang tidak dapat diterima oleh semua umat beragama.
Karena itu, umat memberikan isyarat bahwa ketidakadilan dan kecurangan tak akan mudah lagi dilakukan. Pesan tentang ini sangat lantang dan jelas terkristal dari Reuni 212 hari ini.