PALU (Panjimas.com)— Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Palu Ansyar Sutiadi mengapresiasi kinerja relawan LAZIS Wahdah yang telah banyak membantu proses pendidikan di kota Palu dengan turut ambil bagian menyerahkan sejumlah perlengkapan belajar untuk ratusan siswa di SD Inpres 2 Lere Jalan Asam 3, Senin (12/11).
Bantuan berupa meja belajar lipat itu berjumlah 60 unit diserahkan langsung di sekolah darurat tersebut. Sekolah darurat ini berbahan lokal, bangunan semi permanen yang terbuat dari bambu.
Ansyar Sutiadi mengapresiasi bantuan itu dengan menyebut bahwa dengan batuan tersebut, semangat anak-anak dalam belajar semakin meningkat.
“Seluruh anak-anak Indonesia tanpa terkecuali harus mendapatkan kesempatan pelayanan pendidikan yang layak, termasuk merea yang terdampak bencana. Dengan bantuan ini, semoga akan meningkatkan semangat anak-anak dalam belajar,” ujar Ansyar sebagaimana penuturannya saat diwawancarai relawan dilokasi.
Sekolah SD Inpres 2 Lere dibangun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan baru dimanfaatkan 14 hari.
Hafid, salah satu murid SD negeri 2 lere yang berumur 12 tahun dan duduk di bangku kelas 6 mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan ini. Hafid yang bercita-cita menjadi dokter ini, bertutur bahwa selama 14 hari, dirinya kesulitan karena harus menulis tanpa meja. Kini dia bisa kembali menulis di atas meja untuk kelanjutan pendidikannya.
“Terima kasih kepada relawan yang telah membantu saya,” tuturnya.
Berdasarkan data Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana per 16 Oktober 2018, ada 1.185 sekolah, 177.166 peserta didik serta 12.410 guru di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong yang terdampak langsung bencana. Dari jumlah itu, sebagian besar sekolah tutup karena bangunannya ambruk. Sehingga dengan adanya Sekolah Darurat ini untuk sementara waktu bisa dimanfaatkan sembari menunggu perbaikan dan bantuan pemerintah selanjutnya. []