JAKARTA (Panjimas.com)— Di sela-sela diskusi bersama Dr. Hidayat Nur Wahid beberapa hari yang lalu di Mekah al-Mukarramah, beliau menceritakan kronologi kenapa Hari santri diperingati pada tanggal 22 Oktober.
Pada mulanya, Presiden akan menetapkan tanggal 1 Muharram menjadi hari santri, sebagai bentuk komitmennya untuk memberikan penghargaan terhadap perjuangan para santri dalam mendirikan dan merawat NKRI tercinta ini.
Namun usulan tanggal ini ditolak oleh Dr. Hidayat Nur Wahid, politisi PKS sekaligus alumni pesantren Darussalam Gontor. Beliau bertemu dengan pimpinan PBNU, KH. Said Aqil Siraj dan berdiskusi tentang hal ini. HNW berpendapat bahwa tanggal 1 Muharram adalah hari bersejarah bagi umat Islam. Jika dijadikan hari santri, maka nilai sejarah hari tersebut akan tereduksi. Sebaiknya dicari tanggal yang lain.
Kiyai Said lalu bertanya kepada HNW, “Sebaiknya tanggal berapa usulan panjenengan?” HNW mengusulkan tanggal 22 oktober. “Alasannya?” lanjut Kiyai Siad. HNW memaparkan bahwa pada tanggal 22 Oktober itulah dahulu sesepuh kita, KH. Hasyim Asy’ari mengumpulkan para santri dam mengobarkan semangat perjuangan mereka dengan Resolusi Jihad beliau.
Mendengar alasan itu, semua yang ada dalam majelis tersebut mengatakan “Sepakat..sepakat.” Dengan kesepakatan ini, akhirnya gagasan 22 Oktober sebagai hari santri disodorkan kepada Presiden. Demikian dialog tokoh-tokoh bangsa kita yang luar biasa. Saling rangkul dan saling mengokohkan. Saling membesarkan dan saling meluruskan.