DONGGALA (Panjimas.com) – Tim medis Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan pelayanan kesehatan di Pos Pelayanan (Posyan) Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Tim medis MDMC yang bertugas di lapangan, dr Dien Kalbu Ady, mengungkapkan bahwa kondisi pengungsian di Posyan Labuan Bajo terbilang unik. Kelurahan Labuan Bajo terdiri dari pantai dan perbukitan. Warga korban gempa dan tsunami yang tinggal di tepi pantai kini mengungsi ka dataran yang lebih tinggi. Bahkan di antara mereka banyak yang mengungsi di kuburan Cina yang letaknya di perbukitan.
“Pengungsian di sini berada di kuburan Cina, di perbukitan, di mana kita juga sebenarnya dekat dengan pantai,” kata dr Dien Kalbu Ady di lokasi pengungsian, Ahad (21/10/2018).
Tak hanya itu, guna mencapai lokasi pengungsian di Labuan Bajo, tim medis terkadang menggunakan sepeda kayuh, sehingga dinamakan sebagai klinik sepeda.
“Untuk menjangkau daerah ini kita menggunakan sepeda, sehingga kita menyebutnya dengan klinik sepeda,” imbuhnya.
Sementara itu, Tim Medis Satgas Bencana PP IDAI, dr. Aslinar, SpA,M. Biomed, hadir di lokasi pengungsian dengan menggunakan sepeda.
“Pimpinan Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyambut baik adanya tawaran untuk ikut ke pengungsian untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas bencana ini,” kata Aslinar pada kesempatan yang sama.
Di sisi lain, Indra, Ketua RT 02 / RW 03, Kelurahan Boya, menyampaikan bahwa menjadikan kuburan Cina sebagai tempat pengungsian, karena memang lokasi ini menjadi jalur evakuasi. Selain itu, kondisi tanah perbukitan di pekuburan Cina itu juga bagus, tidak rawan longsor.
“Tanahnya bagus, lokasinya di ketinggian. Cuma kondisi yang memprihatinkan ini kalau hujan, kerna tenda-tendanya ini masih darurat,” kata Indra.
Para pengungsi yang masih bertahan di lokasi kuburan Cina ada sekitar 241 kepala keluarga atau lebih dari 800 jiwa, karena mereka masih trauma. Indra mengungkapkan trauma para pengungsi lantaran mereka merasakan gempa yang sangat dahsyat.
Mengingat banyaknya pengungsi, Indra meminta kepada semua pihak agar memberikan perhatian, terutama anak-anak. Kemudian, ia juga berharap pasokan logistik yang mencukupi, begitu juga disegerakan pembangunan hunian sementara, mengingat akan memasuki musim hujan. [AW]