PALU, (Panjimas.com) — Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) bersama dengan Liwa’ul Haq mendirikan ‘Happy Centre’ tepatnya sepekan setelah peristiwa gempa bumi di Palu (28/9). Pendirian ‘Happy Centre’ di Kelurahan Tondo, Kota Palu ini berbentuk sekolah alternatif yang didirikan khusus bagi pelajar sekolah setempat.
“Kegiatan trauma healing ini kita mulai sejak sekolah alternatif didirikan pada Rabu, 3 Oktober 2018 namun untuk kegiatan belajar baru kita mulai pada hari Jum’atnya” ujar Kepala Staf Media PB PII, Muhammad Husni Azam.
Pihaknya mengakui jika pada awalnya anak-anak korban gempa harus secara perlahan-lahan dalam mengikuti kegiatan.
Rasa sedih, trauma masih membayang dalam pikiran anak-anak hingga secara perlahan mereka pun terlihat antusias pada kegiatan sekolah alternatif milik PB PII.
Oleh karena itu, para pemandu di tim Happy Centre mengajak anak- anak belajar sambil bermain dan bernyanyi.
Relawan PB PII ini dipimpin oleh Kak Anton, Ia mengajak para relawan melakukan pendekatan kepada setiap anak sebelum kegiatan sekolah dimulai. Rasa duka akibat kehilangan anggota keluarga dan kerusakan harta benda tentu menimbulkan perasaan trauma bagi para korban gempa terutama anak-anak.
“Anak-anak masih banyak yang trauma dan kaget, kita berharap mereka segera pulih dan ceria lagi” ungkapnya.[IZ]