“PKI adalah anak zaman yang akan melahirkan zaman”
(Sajak D.N. Aidit, “Sekarang Ia Sudah Dewasa”, Bintang Merah, th.1965, h.188)
PKI sebagai anak zaman yang pada waktunya akan melahirkan zaman baru, yaitu zaman dimana tidak ada penindasan atas manusia oleh manusia lain, zaman sosialisme dan komunisme. (Busjarie Latif-Lembaga Sejarah PKI, Manuskrip Sejarah 45 Tahun PKI (1920-1965), Ultimus Bandung, 2014, h.69)
PKI didirikan pada tanggal 20 Mei 1920 sebagai sintetis gerakan buruh Indonesia dengan Marxisme-Leninisme. Tetapi terinspirasi oleh Revolusi Sosialis Oktober Besar Rusia tahun 1917. (h.67)
Karl Marx (1818-1883) hidup pada zaman kapitalisme yang eksploitatif dan inhuman. Komunisme sendiri adalah sebuah paham atau teori tentang sistem kehidupan sosial manusia yang didasarkan atas “milik bersama”. Tidak ada yang dinamakan dengan “milik pribadi”. Selanjutnya komunisme menjadi sebuah doktrin mengenai gerakan revolusioner yang bertujuan menghapuskan kapitalisme. (O. Soemarno Dipodisastro, Mengganyang PKI lewat Tritura 10 Januari 1966, Gerakan Nasional Patriot Indonesia, 2005, h.9)
Menurut Marx, sejarah perkembangan suatu masyarakat ditentukan dan berjalan dalam proses dialektis atau konfliktual antar kelas. Yaitu kelas atas kaum borjuis-kapitalis dan kelas bawah kaum buruh-proletariat. Negara sebagai bangunan atas politis dikuasai oleh kelas atas. Dan agama, serta nilai-nilai budaya adalah bangunan ideologis yang melegitimasi kekuasaan kelas atas. (h.10)
Lenin mengembangkan filsafat DIAMAT (Dialektika-Materialisme) yang mengajarkan bahwa seluruh realitas adalah hasil perkembangan dialektis dari materi tanpa campur tangan Tuhan, karena memang tidak ada Tuhan. (h.11)
Ideologi komunis mulai masuk ke Indonesia tahun 1913 pada zaman Hindia Belanda dibawa oleh seorang aktifis Marxisme Belanda H.J.F.M. Sneevliet. (h.13)
Lalu menginfiltrasi organisasi masyarakat, yang pertama adalah Sjarikat Islam (SI) 1917 dengan tokohnya Semaun. (h.13)
Perserikatan Komunis di Hindia Belanda berdiri pada tahun 1920. (h.14)
Kegagalan pemberontakan PKI 1926-1927 terhadap pemerintah kolonial Belanda membuat PKI berdiam diri dan absen dari usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia 1945-1949. (h.14)
Pemberontakan PKI ke 2 di Madiun 18 September 1948 dan proklamasi berdirinya Soviet Republik Indonesia. Pada tanggal 30 September 1948 Madiun direbut kembali. Namun tindakan hukum terhadap PKI belum bisa dilaksanakan saat itu karena tanggal 19 September 1948 Belanda melakukan agresi militer. (h.18)
Tahun 1950 DN. Aidit melakukan konsolidasi dan pembenahan. Pemilu 1955 PKI menjadi empat besar pemenang pemilu. PKI tidak masuk kabinet koalisi PNI dan Masyumi. Tapi PKI didukung Soekarno. Apalagi pada saat yang sama Mohammad Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. (h.19)
5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Membentuk aliansi Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom). Menetapkan sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang merupakan masa bulan madu antara PKI-Soekarno. (h.20)
Tahun 1964 PKI membentuk Biro Khusus sebuah badan rahasia yang dikendalikan langsung oleh Aidit. Dia membangun jaringan ke daerah-daerah. Menanamkan pengaruh PKI ke berbagai organisasi. ABRI, POLRI, pejabat, parpol, ormas. Di kalangan ABRI ada Letkol Untung, AU Laksdya Omar Dhani. Di pemerintahan ada Nyoto dan Dr. Soebandrio. (h.20)
PKI menuntut untuk mempersenjatai angkatan kelima dalam rangka mewujudkan konsep Aidit “Jalan Demokrasi Rakyat bagi Indonesia”. Namun ditolak oleh Menpangad Letjend TNI A. Yani. (h.21)
Selama 1946-1964 PKI menggencarkan peningkatan situasi ofensif revolusioner. Agitasi dan propaganda. Puncaknya adalah tersebarnya isu Dewan Jenderal Mei 1965 yang merupakan fitnah terhadap pimpinan tertinggi Angkatan Darat. (h.21)
Awal September 1965 PKI menyebarkan isu bahwa Dewan Jenderal akan melakukan kudeta pada tanggal 5 Oktober 1965 bertepatan dengan HUT ABRI. (h.22) lalu meletuslah pemberontakan G30S/PKI di bawah pimpinan Letkol Untung dari Cakrabirawa.
Politik konfrontasi dengan Malasyia merupakan strategi PKI untuk mengosongkan daerah Jawa dari kekuatan militer pemerintah, sehingga kader-kader Komunis bisa lebih bebas bergerak. (Memori Jenderal Yoga, Bina Reka Pariwara, 1990, h.129)
Korban pembantaian komunis di seluruh dunia mencapai angka 110.000.000 orang dari tahun 1900-1987. Angka ini melebihi korban seluruh perang dunia dan domestik abad 20, yakni sekitar 38.000.000 korban jiwa.
Data penelitian lain yang dilakukan Curtous (2000), Chang dan Haliday (2006), mengungkapkan jumlah keganasan komunis mencapai 100-120 juta jiwa sejak 1917-1991, tersebar di 76 negara. (Sesudah 50 tahun Gagalnya Kudeta PKI, Taufik Ismail, Mahaka, 2015, Pengantar Fadli Zon)
Komunis berhasil mendirikan 24 negara yang berlumuran darah 120 juta umat manusia selama 74 tahun di 76 negara abad 20.
Manifesto komunis, “…tujuan untuk merebut kekuasaan hanya dapat dicapai dengan menggunakan kekerasan, menggunakan seluruh sistem sosial yang ada…”
PKI tiga kali melakukan pemberontakan (1926,1948,1965)
Tokoh komunis; Karl Marx, Vladimir Lenin, Josep Stalin, Mao Tse Tung, Josif Bronz Tito, Ho Chi Minh, Moeso, DN. Aidit (Achmad Aidit/ Djafar Nawawi Aidit/Dipa Nusantara Aidit), Pol Pot.
Sebelum kudeta, komunis selalu menjajakan kebohongan; Mendukung demokrasi, memperjuangkan nasib buruh dan petani, menghormati kebebasan berpendapat, sama rata sama rasa, tidak anti agama dan kampium Hak Asasi Manusia.
Dirangkum oleh Wildan Hasan